Harga Emas Berpeluang Kembali Naik

LensaMedan - Harga emas yang mengalami tekanan hebat belakangan ini memicu kekhawatiran dikalangan para investor emas.

Sebelumnya pelaku pasar optimis bahwa akan ada kesepakatan dagang antara AS dengan China.

Namun belakangan ini mencuat kabar bahwa AS masih akan mempertimbangkan untuk membatasi ekspor produknya ke China.

Kabar terbaru tersebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, kembali memicu kekhawatiran akan kemungkinan munculnya ketegangan antara AS dengan China.

Harga emas pada perdagangan hari ini ditransaksikan US$4.080 per ons troy. Untuk saat ini harga emas ditransaksikan dikisaran Rp2,1 juta per gram.

"Harga emas berpeluang berbalik menguat seandainya resiko tersebut menjadi isu dalam negosiasi dagang antara AS dengan China kedepan," ujar Gunawan di Medan, Kamis (23/10/2025).

Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di level 16.640 per Dolar AS pada sesi perdagangan pagi ini.

Pelemahan terjadi justru di saat Bank Indonesia sebelumnya mempertahankan besaran bunga acuannya di level 4,75%.

Gunawan menilai, jika berkaca pada indikator keuangan AS, imbal hasil US Treasury bergerak relatif stabil.

Walaupun untuk kinerja USD Index terpantau alami penguatan selama pekan ini. USD Index saat ini berada di kisaran level 99.

Selain dikarenakan membaiknya kinerja USD Index, tekanan Dolar AS terjadi disaat pelaku pasar tengah menanti rilis data inflasi AS.

"Data inflasi AS yang membaik akan kembali memudarkan ekspektasi pemangkasan bunga acuan Bank Sentral AS," terangnya.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 8.179.

Pada perdagangan hari ini, IHSG diproyeksikan akan ditransaksikan dalam rentang 8.130 hingga 8.230.

Sementara Rupiah diproyeksikan akan berada dalam rentang 16.580 hingga 16.650.

Dan harga emas berpeluang menguat dan mengalami pembalikan arah jika kesepakatan dagang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar sejauh ini. (*)

(Medan)

Bagikan Artikel ini