Petugas Keamanan Kembali Bentrok dengan Kelompok Masyarakat, TPL Duga Ada Keterlibatan LSM
LensaMedan - PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) menduga ada keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam insiden bentrokan antara petugas keamanan TPL dengan sekelompok masyarakat di Buntu Panaturan, Desa/Nagori Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, pada Senin (22/9/2025) kemarin.Dugaan ini disampaikan Direktur PT TPL, Jandres Halomoan Silalahi, saat memberikan keterangan pers, di Medan, Selasa (23/9/2025).
Jandres menjelaskan kronologi terjadi bentrokan itu berawal saar pihaknya akan melakukan pemanenan dan penanaman di areal kerja Perizinan Berusahal Pemanfaatan Hutan (PBPH) PT TPL.
Dalam kegiatan tersebut, digunakan satu unit excavator.
Lalu, sekitar 25 meter dari areal kerja PT TPL, muncul puluhan orang yang melakukan penghadangan terhadap karyawan, pekerja diduga oleh masyarakat setempat, dan petugas keamanan yang ingin bekerja.
Jandres mengungkapkan bahwa jumlah orang yang melakukan penghadangan semakin bertambah. Atas tindakan tersebut, karyawan, pekerja, masyarakat setempat, dan petugas keamanan PT TPL mencoba melakukan negosiasi untuk dapat melanjutkan pekerjaan.
"Namun, pihak yang melakukan penghadangan tetap melarang kegiatan operasional di areal PBPH PT TPL," sebut Jandres didampingi Direktur TPL, Anwar Lawden
Singkat cerita, Jandres mengatakan saat dilakukan panen dan penanaman, oleh pekerja yang juga merupakan warga Desa Sipolha dan Sihaporas, sempat terjadi adu mulut dengan kelompok masyarakat dan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Selanjutnya, terjadi bentrokan tersebut menyebabkan satu unit truk pemadam kebakaran dan satu unit mobil patroli mengalami kerusakan, serta 5 orang pekerja dan petugas keamanan PT TPL mengalami luka berat dan dilarikan ke rumah sakit.
"Peristiwa tersebut, yang menimbulkan korban luka berat dari pihak perusahaan sejumlah 5 orang pekerja, terdiri dari satu orang perempuan dan empat orang laki-laki, di mana 2 orang harus menjalani perawatan inap di rumah sakit, serta kerugian aset perusahaan akibat pengrusakan dan pembakaran," jelas Jandres.
Ditanyakan soal video viral di media sosial, pihak keamanan TPL sudah dilengkapi dengan pakaian serba hitam, helm, tameng hingga pentungan, Ia menjelaskan bahwa hal tersebut, merupakan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan dari PT TPL.
"Dengan kita melihat di video, bahwasanya petugas yang berpakaian lengkap dengan pentungannya, itu bukanlah satu bentuk intervensi dari kita," sebut Jandres.
"Kita sudah menyampaikan bahwa, di dalam perlindungan pengamanan dan pengelolaan hutan, kita ada standar operasional prosedur. Lalu, di dalam SOP perlindungan pengamanan dan pengelolaan hutan tersebut, kita mempekerjakan tim security," lanjutnya.
Jandres menjelaskan bahwa dari aktivitas panen dan menanam di areal PT TPL, dilakukan perlindungan dan pengamanan bagi pekerja dilakukan petugas keamanan perusahaan tersebut.
"Justru kalau tidak mempunyai seragam, tentu mereka tidak akan mengenal satu sama lainnya sebagai tim yang dibentuk sebagai tim pengamanan dan perlindungan," sebut Jandres.
Jandres mengungkapkan insiden bentrokan tersebut, pihaknya menduga akan keterlibatan sebuah LSM di dalam peristiwa itu.
"Sebagaimana yang kami sampaikan, bahwa kami menduga ada keterlibatan LSM. Jadi, kenapa ini terjadi konflik ini? Dan kenapa tiba-tiba terjadi penyerangan?. Kami menduga bahwa ada keterlibatan dari pada LSM," kata Jandres.
Permasalahan lahan tersebut, sudah terjadi sejak tahun 2015, lalu. Jandres mengatakan pihaknya, sudah melakukan upaya mediasi dilakukan terhadap masyarakat dan pihak terkait lainnya.
"Tentu, di dalam kegiatan multi stakeholder forum yang dilakukan oleh PT TPL, baik melalui konsultan, kita memberikan undangan kepada semua pihak LSM. Namun, ada beberapa LSM yang memang tidak mau berkomunikasi dengan TPL," ungkap Jandres.
Jendres mengungkapkan pasca bentrokan ini, pihaknya sudah membuat laporan ke Polres Simalungun.
"Untuk proses hukum selanjutnya, kami serahkan kepada penegak hukum," katanya.
Sementara itu, dalam insiden bentrokan ini, dilaporkan dari pihak masyarakat, sekitar 9 orang menjadi korban dan mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Saat ini Polres Simalungun tengah melakukan penanganan dan pengamanan agar bentrokan tidak terulang kembali. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Petugas Keamanan Kembali Bentrok dengan Kelompok Masyarakat, TPL Duga Ada Keterlibatan LSM"
Posting Komentar