Kolaborasi Tanoto Foundation-Pemko Pematangsiantar: Lahirkan Guru Champion untuk Wujudkan Siantar Jadi Kota Pendidikan
LensaMedan - Suasana hening terlihat di salah satu ruang kelas SMP Negeri 9 Pematangsiantar, meski kelas tersebut berisi sekitar 25 anak yang duduk dalam 5 kelompok.
Mereka terlihat fokus mendengarkan suara sang guru yang mengajak para siswa untuk memikirkan dan menjabarkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di rumah.
Sesekali sang guru yang diketahui bernama Elsa Betesta Pardede itu berkeliling kelas sembari membagikan kertas untuk diisi, sebelum akhirnya para siswa diminta secara sukarela menyampaikan pendapatnya.
SMP Negeri 9 Pematangsiantar merupakan 1 dari 10 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mendapatkan pengimbasan dari Fasilitator Daerah (Fasda) Tim Bincang Santai yang sebelumnya sudah dilatih Tanoto Foundation sejak 2018 hingga 2023.
“Dan sejak 2023 hingga 2025, kami selaku Fasda diberi tantangan untuk menangani proyek yang disponsori Tanoto Foundation,” ujar Ion Genesis Situmorang, salah satu anggota Tim Bincang Santai saat ditemui tim media yang difasilitasi Tanoto Foundation berkunjung, Kamis (30/10/2025).
Ion yang menjadi Fasda untuk mata pelajaran IPA menjelaskan, di proyek yang sedang berjalan ini, Tim Bincang Santai yang terdiri dari Ion Genesis Situmorang, Judo Hamdani, danTriwahyuni Tampubolon, Oktavia A. Purba Girsang, dan dibantu dua orang relawan berinisiatif melaksanakan program pelatihan komprehensif bagi guru SMP di Kota Pematangsiantar.
Program pelatihan ini berfokus pada pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dengan mengintegrasikan unsur pembelajaran aktif MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) dan Pertayaan PIT (Produktif, Imaginatif, dan Terbuka) sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.
“Kalau pelajaran mendalam ini kan memang sedang digaungkan Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang saat ini dinahkodai Pak Abdul Mu’ti. Nah, untuk MIKiR sama PIT itu dari 2018 kita sudah dibekali dengan itu, yang kita pikir itu sangat aplikatif. Sederhana tapi aplikatif,” kata Ion.
Judo Hamdani yang turut mendampingi tim media menambahkan, pelajaran mendalam bukanlah kurikulum, tetapi merupakan pendekatan, yang lingkupnya lebih luas sehingga bisa diadopsi unsur-unsur yang mendukung dan bisa menjadi jembatan.
“Jadi kalau di pembelajaran mendalam itu ada yang namanya pengalaman pembelajaran. Jadi pengalaman pembelajaran itu tercapai dengan kita menggunakan jembatan unsur mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi,” kata Judo menerangkan.
Saat melakukan pengimbasan ke sekolah setingkat SMP, Tim Bincang Santai memilih untuk menyasar sekolah-sekolah yang tidak memenuhi syarat ikut program yang dijalankan Balai Besar Guru Penggerak (BBGTK), diantaranya jumlah siswa yang minimal harus mencapai 400 orang.
“Jadi dari sekitar 50 sekolah di Siantar ini, ada sekitar 30 sekolah yang belum diikutsertakan dalam program yang dijalankan BBGTK itu. Dan inilah yang menjadi sasaran kami. Karena kan sebenarnya ruhnya sama, cuma implementasinya saja yang berbeda,” kata Ion yang diamini Judo.
Belum ada Komentar untuk "Kolaborasi Tanoto Foundation-Pemko Pematangsiantar: Lahirkan Guru Champion untuk Wujudkan Siantar Jadi Kota Pendidikan "
Posting Komentar