IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Terperosok ke Level 16 700
LensaMedan - Data indeks manufaktur AS yang mengalami pelemahan menjadi 52 pada bulan September ini belum sepenuhnya menjadi kabar buruk bagi kinerja pasar saham di Asia pada perdagangan pagi ini, meski mayoritas dibuka melemah.Hal ini sedikit berbeda dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru terpantau dibuka menguat di level 8.161.
"Karenanya IHSG berpeluang ikut terseret dalam arus pelemahan bursa saham di Asia, dan diproyeksi akan diperdagangkan dalam rentang 8.070 hingga 8.170," ujar Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, di Medan, Rabu (24/9/2025).
Selain dibayangi pelemahan kinerja pasar saham di Asia, melemahnya mata uang Rupiah juga akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG.
Pada sesi perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah ditransaksikan melemah ke level 16.700 per Dolar AS.
Gunawan menilai, melemahnya mata uang Rupiah belakangan ini dipicu oleh likuiditas yang membanjiri sistem keuangan di tanah air.
Kebijakan Menteri Keuangan yang menggelontorkan likuiditas di sistem keuangan memantik keraguan pasar.
Perbankan dikhawatirkan mengalami kesulitan dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor ril, yang nantinya uang tersebut justru akan membanjiri likuiditas di pasar uang.
Satu sisi kebijakan Menteri Keuangan menjadi terobosan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan menambah likuiditas pasar.
Walaupun konsekuensi yang harus dibayar saat ini adalah terjadinya pelemahan mata uang Rupiah.
Tekanan yang terjadi pada Rupiah saat ini selanjutnya akan bergantung pada upaya Bank Indonesia untuk membalikkan keadaan.
"Pelemahan Rupiah saat ini justru terjadi disaat imbal hasil US treasury dan USD Index AS alami pelemahan," sebutnya.
Sementara itu, harga emas dunia sedikit terkoreksi ke level $3.753 per ons troy setelah sempat mencetak rekor tertinggi baru sebelumnya.
Harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran harga Rp2,02 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Terperosok ke Level 16 700"
Posting Komentar