Peternak Babi Butuh Bantuan CSR
Lensamedan- Peternak babi di Sumatera saat ini diyakini sangat membutuhkan bantuan. Tren kematian babi yang masih terus terjadi dipastikan menjadi beban berat, terutama bagi masyarakat yang sangat mengandalkan pendapatannya hanya dari ternak babi tersebut.
Pemerhati ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benjamin mengatakan, dengan tekanan ini , maka bisa dipastikan akan menahan laju belanja masyarakat yang bisa bermuara pada penurunan belanja rumah tangga beserta kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di SUMUT.
" kematian ternak babi yang masih terus terjadi ini kita pastikan akan berdampak pada tingkat pengeluaran masyarakat yang mengandalkan pendapatannya dari ternak babi tersebut," ujar Gunawan di Medan, Rabu (18/12).
Untuk membantu peternak terhindar dari keterpurukan ekonomi, maka pemerintah menurut Gunawan didorong untuk menyiapkan bantuan bagi peternak, sehingga daya beli peternak tetap terjaga.
Selain peran pemerintah, perusahaan swasta juga didorong untuk urun rembuk membantu peternak dengan mengalokasikan dana CSR.
" saya juga berharap swasta juga mau mengalokasikan dana CSRnya untuk menolong peternak," katanya.
Di sisi lain menurut Gunawan, masyarakat juga diminta untuk tidak secara terus menerus melakukan kampanye baik langsung maupun tidak langsung agar tidak mengkonsumsi babi dengan alasan yang belum teruji kebenarannya.
Dan hal ini diperburuk dengan adanya pesta adat yang justru menggunakan daging ayam sebagai sajiannya. Ini kan secara tidak langsung mengkampanyekan agar masyarakat menghindari babi untuk dikonsumsi. Dan secara tak langsung hal ini akan memperburuk sejumlah harga komoditas lainnya khususnya daging ayam atau daging sapi.
" ada baiknya kampanye untuk tidak mengkonsumsi daging babi yang cukup masif digaungkan dan diperparah dengan penggunaan daging ayam dalam pesta adat dihentikan karena sangat menjatuhkan mental peternak," tutupnya.
(Medan/Jul)
Belum ada Komentar untuk "Peternak Babi Butuh Bantuan CSR"
Posting Komentar