Pasar Waspadai Kebijakan Moneter Bank Sentral Jepang, Berpeluang Picu Bencana Keuangan

Grafik pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (30/12/2025). IHSG akhirnya mampu ditutup di zona hijau setelah sepanjang perdagangan mayoritas berada di zona merah.lensamedan-ist

LensaMedan – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu berbalik arah dan ditutup menguat tipis 0,03% di level 8.646,938 setelah selama sesi perdagangan berlangsung mayoritas ditransaksikan di zona merah. 

Sejumlah saham yang mendorong penguatan IHSG diantaranya adalah BBCA, BMRI, ENRG, PTRO hingga BBNI. 

Sementara itu di sisi lainnya sejumlah saham yang membebani kinerja IHSG pada hari ini diantaranya adalah BBRI, ANTM, ADRO, TINS hingga TLKM.

Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, gerak IHSG pada perdagangan hari ini tidak ubahnya kinerja mayoritas bursa saham di Asia yang banyak ditransaksikan di zona merah. 

“Dan sebagian besar bursa saham di Asia juga ditutup sideways ditengah minimnya sentimen pasar jelang pergantian tahun,” ujar Gunawan di Medan, Selasa (30/12/2025). 

Sementara itu mata uang Rupiah juga mampu ditutup menguat di level 16.755 per Dolar AS.

Penguatan Rupiah ditengah melemahnya kinerja Dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya pada perdagangan hari ini disebutkan Gunawan turut berkontribusi terhadap penguatan IHSG

Tekanan yang kerap dialami Dolar AS belakangan ini tidak terlepas dari tren pergerakan mata uang Yen Jepang, yang sempat menguat tajam terhadap Dolar AS di semester I tahun 2025.

Tren kenaikan bunga acuan Bank Sentral Jepang (BoJ) yang terjadi belakangan ini berpeluang menciptakan gangguan baru di pasar keuangan, dimana kebijakan menaikkan bunga acuan BoJ saat ini dan di tahun depan berpeluang mengerek kenaikan biaya dana dan memicu terjadinya inflasi. 

Jika BoJ kedepan nantinya menaiikkan bunga acuan, maka salah satu sumber pembiayaan murah di dunia perlahan mulai hilang.

Kebijakan moneter BoJ yang bernada hawkish berpeluang menciptakan gangguan baru pada pasar keuangan dunia. Dan bisa menjadi beban bagi harga emas maupun mata uang lainnya. 

“BoJ yang mulai agresif menaikkan bunga acuan berpotensi menggiring aliran dana keluar (capital outflow) di sejumlah negara lainnya termasuk Indonesia,” sebut Gunawan.

Terpisah harga emas dunia pada perdagangan sore ini berbalik menguat di level US$4.387 per ons troy. Harga emas ditransaksikan di kisaran harga Rp2,37 juta per gram sejauh ini. 

Emas kembali naik setelah sempat terpuruk pada sesi perdagangan pagi. Sejumlah sentimen fundamental yang menopang kenaikan harga emas berpeluang tergerus jika BoJ melanjutkan tren kebijakan moneter ketat kedepan. (juli simanjuntak)


(Medan) 

 

Belum ada Komentar untuk "Pasar Waspadai Kebijakan Moneter Bank Sentral Jepang, Berpeluang Picu Bencana Keuangan"

Posting Komentar

Perumda Tirtanadi Turunkan Harga untuk MBR

Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Poppy Hutagalung menghadiri Sosialiasi Penyesuaian Tarif Air Perumda Tirtanadi di aula Kantor Tirt...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel