Kisah Trioni Narvatilova: Tak Bisa Berenang Tapi Mampu Taklukkan Jeram
Atlet arung jeram Sumatra Utara, Trioni Narvatilova, memamerkan medali yang ia peroleh pada sejumlah kejuaraan arung jeram yang pernah diikutinya.lensamedan-dok pribadiLensaMedan – Trioni Narvatilova, alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) membuktikan bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk meraih prestasi.
Meski tidak bisa berenang, perempuan kelahiran Medan pada 22 November ini berhasil menjadi salah satu atlet arung jeram yang mewakili Sumatera Utara di PON 2024.
Perjalanan Trioni di dunia arung jeram dimulai saat bergabung dengan Kompas USU pada tahun 2015. "Saya pertama kali tertarik arung jeram melalui komunitas pencinta alam. Justru saat tenggelam di arus liar, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan. Pengalaman itu mengajarkan saya mengatasi panik, bukan melawan takut," ungkap Trioni.
Ketidakmampuan berenang justru menjadi motivasi tersendiri bagi Trioni untuk menguasai teknik survival dalam olahraga ekstrem ini.
Ia belajar mengontrol emosi di tengah tekanan arus deras, mengaplikasikan teknik berenang pasif, dan memanfaatkan pelampung dengan maksimal.
Sebelum tampil di PON 2024, Trioni telah mengoleksi berbagai prestasi. Mulai dari Pekan Olahraga Kota Medan (Porkot) yang diikutinya berturut-turut dari 2017-2022, hingga meraih juara 2 umum di kejuaraan daerah Sungai Babolon.
Ia juga pernah berkompetisi di tingkat nasional hingga internasional, termasuk di Yogyakarta (2022), Malaysia (2024), dan Situ Mandi, Toba Samosir (2023).
Perjalanan menuju PON 2024 bukanlah hal mudah. Trioni harus meninggalkan pekerjaannya untuk fokus berlatih selama dua bulan di Aceh.
"Bangun pagi jam 5.30 untuk jogging, lalu bekerja, pulang langsung latihan hingga malam. Saya hampir menyerah karena jenuh, tapi dukungan keluarga dan tim membuat saya bertahan," kenangnya.
Tantangan terbesar datang saat tim harus menjalani karantina ketat di mess latihan. HP dikumpulkan, hanya boleh digunakan maksimal 2 jam sehari.
Tidur diatur, makanan dikontrol, dan rutinitas latihan diulang setiap hari. Namun, disiplin keras tersebut membuahkan hasil manis di PON 2024.
Saat ini, Trioni tengah menempuh pendidikan Magister Ekonomi di Universitas Panca Budi, sembari menargetkan kejuaraan nasional akhir tahun 2025 di Sulawesi Selatan. Kemenangannya akan membuka tiket ke International Rafting Foundation (IRF), ajang arung jeram tertinggi di dunia.
"Kemenangan bukan hanya soal medali, tapi tentang jerih payah yang terbayar dan membuktikan bahwa kita bisa. Di balik kemenangan ini, saya ingin membayar semua omongan orang yang meremehkan. Bukan untuk sombong, tapi untuk terus meng-upgrade diri dan menggali potensi terus-menerus," pungkas Trioni. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Kisah Trioni Narvatilova: Tak Bisa Berenang Tapi Mampu Taklukkan Jeram"
Posting Komentar