Bank Indonesia Putuskan Suku Bunga Acuan Tetap
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia saat menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI melalui kanal YouTube, Rabu (19/11/2025).lensamedan-istLensaMedan - Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%.
Keputusan ini berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2025.Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan, keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan jangka pendek pada stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menarik aliran masuk investasi portofolio asing dari dampak meningkatnya ketidakpastian global, dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI-Rate lebih lanjut dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ujar Perry dalam temu pers penyampaian hasil RDG yang disiarkan lewat kanal YouTube Bank Indonesia, Rabu (19/11/2025).
Perry menyebutkan, ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat di tengah terjadinya temporary government shutdown dan arah suku bunga kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Pertumbuhan ekonomi AS masih melambat akibat berlanjutnya dampak tarif dagang AS dan sempat berhentinya aktivitas Pemerintah yang terlama sepanjang sejarah yang berdampak pada tetap lemahnya kondisi ketenagakerjaan AS.
Perlambatan ekonomi juga terjadi di Jepang, Tiongkok, dan India akibat permintaan domestik yang belum kuat.
Sementara itu, ekonomi Eropa tumbuh lebih tinggi dari prakiraan akibat realisasi pertumbuhan di triwulan III 2025 yang ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring pelonggaran kebijakan moneter.
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 diprakirakan tetap sekitar 3,1%," sebutnya.
Dari pasar keuangan, kata Perry melanjutkan, ketidakpastian kembali meningkat dipengaruhi oleh penurunan suku bunga kebijakan bank sentral AS yang dinilai pasar lebih berhati-hati (less dovish).
Kebijakan tarif yang menahan penurunan inflasi AS serta kondisi pasar tenaga kerja yang belum kuat akibat kebijakan imigrasi dan berhentinya aktivitas Pemerintah di AS diprakirakan mendorong the Fed menahan penurunan Fed Funds Rate (FFR) di sisa tahun 2025.
Aliran modal global ke komoditas emas dan aset keuangan AS sebagai safe haven assets terus berlanjut sehingga mendorong peningkatan harga emas dan penguatan indeks mata uang dolar AS (DXY).
Sementara itu, aliran modal ke emerging market (EM) lebih terbatas ke pasar saham.
"Perkembangan ini memerlukan kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan global, menjaga ketahanan eksternal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dengan tetap menjaga stabilitas," pungkasnya. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Bank Indonesia Putuskan Suku Bunga Acuan Tetap"
Posting Komentar