Dibuka Menguat, IHSG Rawan Tekanan
LensaMedan - Kinerja pasar saham di Asia pada perdagangan pagi ini terlihat bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat.Pelaku pasar tengah menanti pidato Gubernur Bank Sentral AS yang akan menentukan arah kebijakan suku bunga acuan The Fed kedepan.
Sejauh ini pelaku pasar melihat potensi The Fed untuk menahan bunga acuan lebih terlihat dibandingkan dengan rencana untuk pemangkasannya.
Ditengah minimnya sentimen pasar, pelaku pasar di tanah air juga tengah fokus terhadap rencana aksi demonstrasi yang akan diselenggarakan pada pekan depan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat ke level 7.910.
Namun, tekanan pada IHSG yang berpotensi tetap terjadi di akhir pekan, seiring dengan sentimen negatif dari neraca pembayaran tanah air di kuartal kedua yang memburuk defisit.
IHSG berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang 7.850 hingga 7.930. Sementara
"IHSG berpeluang untuk menguat jika The Fed nantinya akan mengakhiri dilema dengan lebih bersikap dovish," ujar Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, di Medan, Jumat (22/8/2025).
Sementara itu, pada hari ini data neraca perdagangan tanah air dengan durasi waktu yang lebih panjang (bukan hanya Q2) akan dirilis.
Jelang rilis data tersebut, mata uang Rupiah pada perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah ke level 16.345 per Dolar AS.
Tekanan terhadap Rupiah saat ini disebutkan Gunawan dipicu oleh membaiknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun di kisaran level 4,32%.
Selain itu, kinerja USD Index juga alami penguatan ke kisaran level 98.67 pada perdagangan pagi ini.
"Dengan sentimen yang ada, Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.300 hingga 16.370 per Dolar AS," sebutnya.
Di sisi lain harga emas dunia ditransaksikan relatif stabil dikisaran level US$3.337 per ons troy, atau sekitar Rp1,76 juta per gram. (*)
(Medan)
Sejauh ini pelaku pasar melihat potensi The Fed untuk menahan bunga acuan lebih terlihat dibandingkan dengan rencana untuk pemangkasannya.
Ditengah minimnya sentimen pasar, pelaku pasar di tanah air juga tengah fokus terhadap rencana aksi demonstrasi yang akan diselenggarakan pada pekan depan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat ke level 7.910.
Namun, tekanan pada IHSG yang berpotensi tetap terjadi di akhir pekan, seiring dengan sentimen negatif dari neraca pembayaran tanah air di kuartal kedua yang memburuk defisit.
IHSG berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang 7.850 hingga 7.930. Sementara
"IHSG berpeluang untuk menguat jika The Fed nantinya akan mengakhiri dilema dengan lebih bersikap dovish," ujar Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, di Medan, Jumat (22/8/2025).
Sementara itu, pada hari ini data neraca perdagangan tanah air dengan durasi waktu yang lebih panjang (bukan hanya Q2) akan dirilis.
Jelang rilis data tersebut, mata uang Rupiah pada perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah ke level 16.345 per Dolar AS.
Tekanan terhadap Rupiah saat ini disebutkan Gunawan dipicu oleh membaiknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun di kisaran level 4,32%.
Selain itu, kinerja USD Index juga alami penguatan ke kisaran level 98.67 pada perdagangan pagi ini.
"Dengan sentimen yang ada, Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.300 hingga 16.370 per Dolar AS," sebutnya.
Di sisi lain harga emas dunia ditransaksikan relatif stabil dikisaran level US$3.337 per ons troy, atau sekitar Rp1,76 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Dibuka Menguat, IHSG Rawan Tekanan"
Posting Komentar