Data Manufaktur China Terkontraksi, Rupiah dan IHSG Ditransaksikan Melemah
LensaMedan - Kinerja bursa saham di Asia mayoritas menguat seiring mencuatnya kabar dimana China dan AS akan mencapai kesepakatan dagang.Walaupun sebelumnya AS berencana untuk menaikkan tarif impor baja menjadi 50% yang memicu tekanan pasar.
Rilis data S&P Global Manufacturing Index PMI AS menunjukan pemulihan ke level 52 pada bulan Mei, yang menjadi angin segar bagi pasar saham hari ini.
Meskipun di sisi lainnya, data Caixin manufacturing PMI China justru mengalami kontraksi di level 48.3.
Rilis data manufaktur China menyisakan kekhawatiran akan kondisi ekonomi China secara keseluruhan, seiring dengan ketidakpastian negosiasi tarif antara China dengan AS.
"Data tersebut juga berpeluang menjadi pemberat pasar keuangan di kawasan Asia," ujar Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Selasa (3/6/2025).
Pada sesi pembukaan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis di level 7.071, walaupun sejauh ini alami koreksi.
Gunawan menilai, kinerja IHSG akan lebih banyak dipengaruhi oleh pergerakan bursa saham di Asia. IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.000 hingga 7.130 di hari ini.
"Sebelumnya, rilis data neraca perdagangan serta deflasi masih menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan tanah air," sebutnya.
Sementara itu mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di level 16.285 per Dolar AS.
Salah satu pemicu melemahnya rupiah adalah kinerja USD Index yang terpantau menguat menuju level 99.
Terpisah, harga emas dunia ditransaksikan lebih tinggi dibandingkan perdagangan sore sebelumnya di level US$3.372 per ons troy, atau sekitar Rp1,77 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Data Manufaktur China Terkontraksi, Rupiah dan IHSG Ditransaksikan Melemah "
Posting Komentar