Meski Banyak Sentimen Negatif, IHSG Mampu Ditutup Menguat
LensaMedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi awal perdagangan yang sempat mengalami penguatan, justru selebihnya banyak ditransaksikan di zona merah.
Meski demikian IHSG masih mampu ditutup menguat 0.21% di level 7.453,27.
IHSG yang sempat berada di zona merah seakan tidak mampu melawan arus pelemahan mayoritas bursa di asia. Ditambah lagi mata uang Rupiah yang turut melemah terhadap US Dolar.
Tekanan pada IHSG menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, juga dipicu oleh memburuknya kinerja penjualan ritel di tanah air pada bulan Oktober, dimana penjualan ritel tumbuh 1,5%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,8%.
"Dan tak hanya itu, data penjualan mobil pada bulan November juga anjlok 11,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan bulan sebelumnya sebesar 3,9%," ujar Gunawan di Medan, Selasa (10/12/2024).
Dan tidak hanya IHSG yang tertekan, mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan selama sesi perdagangan hari ini dan ditutup melemah 15.860 per Dolar AS.
Sikap pelaku pasar yang berhati-hati jelang rilis data inflasi AS, ditambah dengan rilis data dari tanah air yang memburuk, secara bersamaan menekan kinerja pasar keuangan.
"Rupiah juga mendapatkan tekanan dari US Dolar seiring dengan meningkatnya imbal hasil US Treasury 10 tahun yang kembali diatas 4,2%," kata Gunawan.
Namun, harga emas justru mampu diperdagangkan menguat di kisaran level US$2.665 per ons troy nya, atau sekitar Rp1,36 juta per gram.
Emas masih dinaungi kabar baik dari tensi geopolitik Timur Tengah yang memanas. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Meski Banyak Sentimen Negatif, IHSG Mampu Ditutup Menguat"
Posting Komentar