Investor Bersiap Sambut IPO Unicorn
Bagi startup
company inovasi menjadi suatu hal penting bagi mereka tidak hanya untuk
bertahan, namun juga untuk kepentingan ekspansi bisnis ke depan. Untuk
mendukung hal tersebut, perusahaan startup melakukan penggalangan dana salah
satunya melalui pasar modal yaitu dengan melakukan IPO. Penggalangan dana yang
dilakukan oleh startup ini akan membentuk valuasi atau nilai dari perusahaan
tersebut.
Kepala
Kantor PT BEI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution mengatakan,
terdapat 6 level valuasi startup dari yang terendah sampai tertinggi yaitu, Cockroach
– Pony – Centaur – Unicorn - Decacorn – Hectacorn. Istilah yang paling umum
kita dengar saat ini adalah unicorn dimana pada tingkat ini, startup telah
memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar.
Kabar
terbaru adalah salah satu startup yang berencana melakukan IPO dan mencatatkan
sahamnya di BEI adalah startup yang kini valuasi nya telah mencapai stage
unicorn.
Perusahaan
ini memiliki daya tarik tersendiri karena pemanfaatan teknologinya akan
mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis digital.
“Oleh karena
itu, unicorn yang mencatatkan sahamnya di BEI ini diharapkan dapat meningkatkan
iklim investasi di Pasar Modal Indonesia khususnya dalam mendorong minat
investasi dari investor lokal dan asing,” ujar Pintor di Medan, Sabtu (24/7/2021).
Perusahaan
startup dengan valuasi unicorn ini menurut Pintor juga memiliki karakteristik
yang unik dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya seperti tingkat
pertumbuhannya yang sangat tinggi dan jumlah tahapan pendanaan yang dilakukan
sebelum IPO cukup banyak, sehingga perlu cara tersendiri untuk melakukan
valuasi atas saham tersebut.
“Tujuannya,
agar para investor bisa memilih saham unicorn dengan tepat, memiliki prospek
yang baik dan bisa memberikan nilai tambah di masa mendatang. Investor perlu
memahami valuasi bisnis dari unicorn tersebut,” katanya.
Pintor
melanjutkan, sebelum pada tahapan IPO ini, unicorn telah melakukan banyak
tahapan pendanaan lainnya. Oleh karena itu, investor pasar modal juga perlu
mengetahui pre-money valuation, yaitu valuasi sebelum mendapatkan investasi
dalam hal ini sebelum IPO, dan post-money valuation yaitu valuasi setelah
mendapatkan investasi dalam hal ini valuasi ketika IPO.
Selanjutnya
investor juga perlu untuk menilai kelayakan atau prospek perusahaan yaitu,
pricing dan value. Bedanya, price
(harga) adalah what you pay; based on demand and supply. Sementara, value
(nilai) adalah what you get; based on projection.
“Kalau harga
saham lebih rendah dari nilai yang ditetapkan oleh investor, maka dapat
disimpulkan bahwa harga tersebut underprice dan layak sebagai alat
berinvestasi,” terangnya.
Pintor menyarankan,
sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada saham perusahaan unicorn saat IPO,
investor perlu mempelajari dan memahami penjelasan dalam prospektusnya. Tidak
hanya untuk unicorn, namun juga berlaku untuk semua perusahaan.
Investor
juga perlu mempelajari perkembangan dan pemanfaatan teknologi perusahaan yang
merupakan tren dunia saat ini. Investor juga perlu memahami bisnis perusahaan
dengan mengikuti berita dengan sumber yang kredibel dan terpercaya serta
keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan itu sendiri.
“Tapi yang
terpenting, investor perlu mempertimbangkan karakterisik risiko perusahaan
dengan profil risiko investasi pribadi,” tutupnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Investor Bersiap Sambut IPO Unicorn"
Posting Komentar