Pemuda Barisan Karo Turun Gunung Memenangkan Akhyar - Salman

"Kalau kita lihat debat pertama, Pak Wali mengenakan
Beka Buluh di pundaknya, itu menandakan bahwa tidak diragukan lagi kemampuan
Pak Wali dan tidak diragukan lagi bagaimana cintanya Pak Wali terhadap kita
khususnya masyarakat Karo. Untuk itu, kita turun gunung memenangkan Akhyar -
Salman nomor urut 1," teriak Ketua Umum DPP Pemuda Barisan Karo, Jesayas
Tarigan dalam peringatan HUT ke 9 Pemuda Barisan Karo, Rabu (11/11/2020) malam
di Rumah Pemenangan AMAN Jalan Sudirman.
Jesayas mengibaratkan, sebagai seorang pengurus organisasi
tidak ujug-ujug langsung menjadi ketua, butuh proses pengalaman memimpin.
Artinya, bahwa pengalaman memimpin organisasi diutamakan. Begitu juga memimpin
Kota Medan, tidak boleh ujug-ujug, tidak boleh mentang-mentang, tapi yang punya
pengalaman yang harus kita dukung.
"Untuk itu, saya minta kepada kita semua agar jangan
surut selangkah. Kalau sudah maju, pantang mundur sampai titik darah
penghabisan. Semangat kita jangan kedor, jangan luntur, kita harus lebih
semangat dalam memenangkan Akhyar - Salman," timpalnya.
Di tempat yang sama, Penasehat Pemuda Barisan Karo Kota
Medan, Burhanuddin Sitepu menegaskan, di mana-mana masyarakat lebih memilih
nomor 1.
"Yang lebih ironis, banyak sekali yang diberi sembako,
menolak. Luar biasa, apakah ini tanda-tanda. Kalau saya bilang, iya. Tapi kita
jangan puas. Karena itu semua milik Allah SWT, makanya kita awali, menambah
suara sesuai kemampuan, kalau kita punya kemampuan ketuk pintu, ketuklah pintu,
agar jangan mereka lupa untuk datang ke TPS," bebernya.
Anggota dewan 3 periode ini juga menyampaikan bagaimana
kehidupan Akhyar di dalam keluarga, bahkan harus mengayuh sepeda dari rumahnya
ke USU ketika berkuliah.
"Sesungguhnya Bang Akhyar ini tidak asing dan sampai di
lingkungan keluarga juga saya tahu. Dia lahir dari keluarga sederhana. Dari 11
bersaudara, dia anak pertama. Keluarganya banyak yang tingggal di tanah
garapan, pernah menjabat jadi anggota dewan. Kalaulah dia mau, apa yang tidak
bisa dia buat?," ujarnya sembari menyampaikan dari keluarga Akhyar sangat
sederhana.
"Begitu juga dengan Bang Salman, kami sama di dewan.
Kalau bukan haknya, tidak mau dia terima, dia santri, hafiz quran,"
ucapnya kembali.
Maka dari itu, Burhan mengajak Pemuda Barisan Karo hingga
para relawan untuk mengambil bagian dalam memenangkan Akhyar - Salman pada 9
Desember mendatang. Inilah menjadi tanggung jawab kita, jangan kita merasa puas
dengan survei yang jauh melambung.
"Kalau masih ada 2 persen selisihnya, ada celah bagi
mereka ke MK. Sekalipun kita sudah melihat angka nomor satu, mari sama sama
kita rawat perjuangan ini sampai ke TPS. Tolong kita di sini ambil bagian
masing-masing. Siapapun yang mencederai demokrasi, ributkan kalau memang ada
bukti dan fakta. Bersatu kita kawal suara itu. Kalau ini kita lakukan dengan
benar, InsyaAllah kita diridhoi Allah," tandasnya.
Sementara itu, calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution
mengucapkan terimakasih dan selamat atas perayaan ulang tahun ke-9 Pemuda
Barisan Karo yang sudah berdiri selama 9 tahun.
Untuk itu, Akhyar berharap, Pemuda Barisan Karo tetap bisa
eksis dan memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara khususnya Kota Medan
yang tercinta ini.
Kepada warga Karo,
Akhyar menyampaikan, dirinya banyak belajar dengan suku Karo. Seperti DR Sastra
Dharma Sebayang, perancang Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh DR Sastra Dharma
Sebayang yang ditulis di sebuah jurnal internasional pada saat dia
menyelesaikan doktoralnya di New South Wales University, penelitian DR Sastra
memprediksi pada tahun 91, berdasarkan fenomena alam terjadi green house
effect. Kesimpulannya, 25 tahun setelah tahun 91 terjadi peningkatan curah
hujan lebih kurang 20% dan ternyata memang benar curah hujan sekarang lebih
tinggi daripada tahun 90-an lalu, itu faktualnya.
“Rekomendasinya, drainase yang didesain sebelum tahun 90 itu
harus di-review kembali, sementara Kota Medan sudah berdiri hampir 400 tahun
oleh orangtua kita Guru Patimpus. Jadi, tantangan Kota Medan itu harus dijawab,
tidak gampang memang. Merubah desain drainase itu tidak gampang, dilebarkan ke
kanan kena badan jalan, dilebarin ke kiri kena pagar orang, tidak bisa juga
lebih dalam daripada sungai. Tapi ini harus dicarikan jalan keluarnya. Jadi, saya
bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan by feeling," ungkapnya.
Begitu juga dengan nasehat seorang pakar ahli tata kota
yakni Budi D Sinulingga dan dosennya Ir Semangat Surbakti.
"Artinya saya
banyak belajar dari saudara-saudara kita suku Karo. Jadi bapak ibu sekalian,
sesungguhnya dalam hidup, saya tidak pernah membedakan siapapun dia, baik suku
maupun agamanya. Kalau sepaham, ayo sama-sama, ini untuk kepentingan Kota
Medan. Medan ini adalah rumah, kita yang harus sama-sama berpartisipasi. Kalau
meminjam istilah Pak Abdillah dulu, sama-sama bekerja dan bekerja sama, itulah
sesungguhnya warga Kota Medan," bilang Akhyar.
Dalam pilkada ini, Akhyar mengajak, agar semangat
kebersamaan harus dibangun bersama. "Bukan Akhyar Nasution ambisius jadi
Wali Kota Medan. Saya pribadi, menjadi wakil walikota jadi prestasi yang luar
biasa bagi saya. Tapi kenapa Akhyar ingin jadi Walikota? Karena Kota Medan ini
harus diselamatkan dari ajang uji coba, Kota Medan yang didirikan oleh Guru
Patimpus ini jangan dijadikan kelinci percobaan. Kita yang serius saja
menanganinya masih perlu kerja keras yang sangat luar biasa, apalagi menjadikan
main-mainan, saya enggak terima itu. Kalau perlu dilawan, ya kita lawan tapi
dalam koridor-koridor aturan main yang ada," tukasnya.
Untuk itu, Akhyar mengajak warga Karo dan seluruh warga Kota
Medan untuk bersama sama membangun kota yang tercinta ini menjadi lebih baik
lagi. "Karena Medan adalah rumah kita," pungkasnya. (Rel)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pemuda Barisan Karo Turun Gunung Memenangkan Akhyar - Salman"
Posting Komentar