Total Aset Capai Rp214,6 Trilliun, Bank Hasil Penggabungan akan BerevolusiI Jadi Bank Syariah Nasional Terbesar

Sesuai dengan Ringkasan Rencana Merger yang disampaikan,
Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi
finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan
layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip
syariah. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi aset syariah serta
meningkatkan daya saing untuk mencapai visi “Menjadi Salah Satu dari 10 Bank
Syariah Terbesar Berdasarkan Kapitalisasi Pasar Secara Global dalam Waktu 5
Tahun ke Depan”.
Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai
Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Dengan demikian
Bank Hasil Penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank terbesar di Indonesia
dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi
pasar. Bank Hasil Penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.
Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk. (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI
- Saham Syariah 2% dan publik 4,4%. Struktur pemegang saham tersebut adalah
berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.
Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan
Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Mengatakan, seluruh proses dan tahapan-tahapan setelah
Ringkasan Rencana Merger tersebut akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi
ketiga bank peserta penggabungan.
“Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal
dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah
yang besar. Saya, mewakili PMO, diamanahkan oleh Pemerintah melalui Kementerian
BUMN untuk terus mengawal tidak hanya sampai legal merger, tapi juga memastikan
hadirnya bank syariah nasional terbesar ini benar-benar dapat memberikan
manfaat bagi orang banyak dan membawa nama Indonesia ke kancah global sebagai
pusat ekonomi syariah dunia,” ungkap Hery.
Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari menambahkan bahwa masih
ada sejumlah tahapan sampai tuntasnya penggabungan ini.
“Alhamdulillah, hari ini kita telah merampungkan dan
menyampaikan Rencana Merger yang menjadi milestone penting dari serangkaian
proses dalam merger ini. Masih ada serangkaian proses dan milestone yang harus
dilalui dan kami pastikan semuanya dilakukan dengan saksama, sesuai dengan
regulasi, dan mengedepankan karyawan, nasabah, mitra usaha, dan manfaat
sebesar-besarnya untuk masyarakat. Kami juga memastikan kepada para nasabah
bahwa layanan tetap berjalan normal dan optimal,” ujar Ngatari.
Ditambahkan Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman
Wibowo, strategi dan rencana bisnis dari Bank Hasil Penggabungan sebagaimana
tercantum dalam Rencana Merger sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mewujudkan
ekosistem halal dan mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), Toni E.B. Subari, menjelaskan merger ini menggabungkan kekuatan dari tiga bank Syariah milik BUMN sehingga Bank Hasil Penggabungan akan menghadirkan layanan dan solusi keuangan Syariah yang lengkap, modern dan inovatif dalam satu atap untuk berbagai segmen nasabah dengan berbagai kebutuhan.
“Dengan core competence masing-masing, akan saling
melengkapi, saling menguatkan. Jadi Bank Hasil Penggabungan nantinya akan
memiliki layanan berbasis syariah yang komprehensif dalam satu atap bagi semua
segmen nasabah, mulai dari UMKM, ritel, komesial, wholesale Syariah, sampai
korporasi, baik untuk nasabah nasional maupun investor global,” jelas Toni.
Di segmen ritel, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki ragam
solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji
dan umrah, ZISWAF, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan
dan solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip Syariah yang didukung
oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.
Di segmen korporasi dan wholesale, Bank Hasil Penggabungan
akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum
terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah. Selain itu, Bank Hasil
Penggabungan juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek
infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana Pemerintah dalam
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Di samping itu, Bank Hasil Penggabungan
akan menyasar investor global lewat produk-produk Syariah yang kompetitif dan
inovatif.
Di segmen UKM dan Mikro, Bank Hasil Penggabungan akan terus
memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan
Syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM baik secara langsung maupun melalui
sinergi dengan bank-bank Himbara dan Pemerintah Indonesia.
Tanggal efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam
Ringkasan Rencana Merger adalah 1 Februari 2021. Untuk itu, tidak ada perubahan
operasional dan layanan selama proses ini berlangsung.
Bagi para nasabah, ketiga bank menjamin sepenuhnya
operasional tetap berjalan normal dengan kualitas layanan yang tetap optimal
dan prima. Menjadi komitmen ketiga bank Syariah untuk melaksanakan merger ini
dengan sebaik-baiknya demi kepentingan seluruh pemangku kepentingan.(Rel)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Total Aset Capai Rp214,6 Trilliun, Bank Hasil Penggabungan akan BerevolusiI Jadi Bank Syariah Nasional Terbesar"
Posting Komentar