Dalam Kurun Waktu Hampir 4 Bulan, 27 Ribu Babi Mati
Lensamedan- Jumlah babi yang mati karena terserang virus masih terus bertambah setelah dimulai 25 September lalu,
Saat ini, kematian babi dalam jumlah banyak sudah merebak di 16 kabupaten/kota. Data yang dirilis Balai Veteriner Medan menyebutkan, per 11 Desember, total babi mati yang terlapor mencapai 27.070 ekor. Jumlah ini sekitar 2,7 persen dari total populasi babi di Sumatera Utara yang mencapai 1,2 juta ekor.
Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia mengatakan, jumlah ini adalah angka yang terlapor. Sehingga diyakini masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi dan menguburnya secara swadaya.
"Jadi saat ini, sudah ada 27.070 ekor babi yang mati di di 16 kabupaten/kota yang memang tercatat sebagai kantong ternak babi di Sumut. Tapi perkiraan kita, jumlah yang mati lebih dari itu karena ada kemungkinan warga tidak melaporkan " ujar Agustia di kantornya, Kamis (12/12).
Disebutkan Agustia, angka kematian itu sudah dilaporkan ke Direktur Kesehatan Hewan dan Dirjen Peternakan setelah dilakukan analisis menyeluruh dari beberapa komponen, pertama hasil uji lab yang mana ternyata terdapat reaksi terhadap Afrikan Swine Fever (ASF), kedua kajian secara epidemologi, terkait dengan mulai kapan terjadi, berapa yang mati dan sakit, dan ketiga terkait pola dan kecamatan penyebarannya.
Hanya saja, untuk mengeluarkan pernyataan apakah penyebab kematian babi di Sumut itu karena virus ASF, maka keputusannya menurut Agustia ada di Jakarta.
" jadi yang berhak menyatakan kalau itu disebabkan virus ASF atau tidak yah Jakarta, karena akan ada banyak dampak yang ditimbulkan," katanya.
Pernyataan atau declare atas penyebab kematian babi di Sumut dampaknya akan besar dan tidak bisa secara serta merta dikeluarkan. Declare itu, kata Agustia,harus dipertimbangkan, apakah dilakukan secara nasional, provinsi atau kabupaten/kota,karena sama-sama punya dampak.
"Sumut itu punya 33 kabupaten/kota. Kematian babi ini terjadi hanya di 16 kabupaten. Jadi, sebelum kita declare, kita harus fokus menjaga 16 ini, jangan sampai bertambah," tambahnya.
Agustia tidak menampik ketika ditanya apakah jumlah kematian akan terus bertambah. Karena jika berdasarkan kajian ilmu dan pengalaman di negara lain, maka virus ASF akan terus menyebar hingga tidak ada lagi babi yang tersisa.
"Jadi kalau berdasarkan ilmunya dan juga pengalaman negara lain, babi akan habis semua. Karena di kasus kematian massal ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada ASF juga terindikasi," kata Agustia menjelaskan.
Catatan yang dimiliki Balai Veteriner Medan menyebutkan, kematian babi secaea massal juga pernah terjadi pada tahun 1993 - 1995 yang disebabkan oleh virus hog cholera. Saat itu, populasi babi di Sumut habis.
(Medan/Jul)
Belum ada Komentar untuk "Dalam Kurun Waktu Hampir 4 Bulan, 27 Ribu Babi Mati "
Posting Komentar