Pasca Banjir, Pasokan Bokar ke Pabrik Pengolahan Menurun Drastis

Getah karet siap dikutip. Bencana banjir yang melanda sentra karet di wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat mengakibatkan pasokan BOKAR ke pabrik pengolahan karet turun drastis.lensamedan-ist

LensaMedan — Banjir yang melanda sejumlah wilayah sentra karet di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berdampak signifikan terhadap kelancaran pasokan Bahan Olah Karet Rakyat (BOKAR) ke pabrik-pabrik pengolahan karet di wilayah tersebut.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara, Edy Irwansyah, mengatakan, gangguan operasional pabrik bukan disebabkan oleh terendamnya fasilitas pabrik, melainkan akibat terputusnya rantai pasok bahan baku dari sentra-sentra produksi karet. 

“Hingga saat ini, distribusi BOKAR masih terkendala karena kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, serta kondisi cuaca yang belum sepenuhnya kondusif,” ujar Edy di Medan, Senin (8/12/2025).

Di wilayah Aceh, kata Edy, pasokan BOKAR dari sentra produksi di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Lhokseumawe masih terhambat. 

Terputusnya jembatan di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen menyebabkan akses utama pengangkutan BOKAR menuju pabrik belum dapat dilalui secara normal. Akibatnya, pasokan dari wilayah tersebut masih terisolasi.

Sementara di Sumatera Utara, kondisi pasokan BOKAR juga sangat ketat. Gangguan distribusi terjadi akibat putusnya sejumlah ruas jalan di sentra produksi kawasan Tapanuli. 

Selain itu, pasokan dari Kepulauan Nias belum dapat dikirim secara optimal, karena kondisi cuaca laut yang belum membaik sehingga angkutan kapal dari Nias ke Sibolga belum kembali normal.

Kondisi serupa terjadi di Sumatera Barat. Pabrik pengolahan karet mengalami keterbatasan pasokan karena sebagian sumber bahan baku berasal dari Sumatera Utara dan pulau-pulau sekitar Riau. 

“Hingga saat ini, distribusi dari wilayah-wilayah tersebut masih terkendala akibat cuaca buruk yang membatasi aktivitas pelayaran dan kapal belum dapat berlabuh secara optimal,” katanya.

Secara keseluruhan, lanjut Edy, pasca banjir dan cuaca ekstrem, pabrik-pabrik pengolahan karet di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mengalami penurunan pasokan BOKAR yang sangat signifikan, diperkirakan berkurang hingga sekitar 50% dibandingkan kondisi normal. 

Penurunan ini diperparah oleh terbatasnya mobilitas angkutan truk ekspedisi, baik akibat akses jalan yang belum pulih sepenuhnya maupun kendala ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di beberapa wilayah.

“Pelaku industri berharap percepatan perbaikan infrastruktur, normalisasi distribusi BBM, serta pemulihan transportasi darat dan laut, agar rantai pasok BOKAR dapat segera kembali berjalan normal dan aktivitas industri karet tidak semakin terganggu,” tutupnya. (*)


(Medan) 


Belum ada Komentar untuk "Pasca Banjir, Pasokan Bokar ke Pabrik Pengolahan Menurun Drastis"

Posting Komentar

Rico Waas Sebut Perlu Sinergitas dengan Jurnalis dalam Membangun Kota Medan

LensaMedan - Walikota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas menyambangi Warkop Jurnalis Medan, di Jalan H Agus Salim, Kota Medan, Senin siang, 8 ...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel