Penguatan Rupiah Tak Mampu Selamatkan IHSG
LensaMedan – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah ke level 0,21% di level 8.043,822 pada perdagangan hari ini, setelah mencapai level tertingginya di angka 8.093.
IHSG banyak berada di zona merah saat ditransaksikan di paruh waktu kedua. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya di angka 8.034.
Sejumlah saham yang turut membebani kinerja IHSG diantaranya adalah BBCA, BBRI, BMRI, BREN hingga BBNI. Saham-saham perbankan berkapitalisasi besar mendominasi sektor keuangan yang menekan kinerja IHSG.
Sementara itu, mata uang Rupiah ditutup menguat di level 16.600 per Dolar AS. Penguatan Rupiah yang cukup signifikan pada hari ini terjadi di saat imbal hasil US Treasury dan USD Index selama sesi perdagangan di Asia justru relatif menguat.
“Namun sangat disayangkan penguatan Rupiah tidak mampu menyelamatkan IHSG yang terpaksa harus parkir di zona merah pada perdagangan hari ini,” ujar Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, di Medan, Rabu (1/10/2025).
Di sisi lain, kata Gunawan, harga emas tetap dalam tren kenaikan selama sesi perdagangan berlangsung. Kenaikan harga emas tidak terbendung, dimana saat ini harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi barunya di level US$3.890 per ons troy, atau sekitar Rp2,09 juta per gramnya.
Kenaikan harga emas masih tak terbendung seiring dengan meningkatnya tensi geopolitik di antara Rusia dengan NATO.
“Pelaku pasar mengkhawatirkan eskalasi perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang belakangan menyeret negara NATO, akan berujung pada kemungkinan terjadinya perang dunia ketiga,” sebutnya.
Sebelumnya harga emas naik seiring dengan akumulasi yang dilakukan oleh Bank Sentral. Namun belakangan ini kian diperburuk oleh perang yang berpeluang meluas. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Penguatan Rupiah Tak Mampu Selamatkan IHSG"
Posting Komentar