Penggunaan Bahasa yang Santun Menyatukan Bangsa
LensaMedan - Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan santun diyakini bisa menyatukan bangsa.
Hal ini dikatakan Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, saat membuka acara Diseminasi Produk Pengembangan Kebahasaan dan Kesastraan yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen di Hotel Four Points Medan, Sabtu (18/10/2025).
“Penggunaan bahasa yang baik bisa membuat orang yang mendengar menjadi sejuk dan nyaman. Itu juga kenapa Bahasa Indonesia itu juga dijadikan sebagai bahasa persatuan,” ujar Sofyan Tan.
Politikus dari PDI Perjuangan tersebut juga mengatakan bahwa jika bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar, maka tidak mungkin muncul aksi (demo) dari masyarakat menjadi lebih besar.
Bahasa Indonesia juga katany bahasa yang sangat halus, menjadi bahasa jembatan hati kita. Ia juga punya pengalaman bahwa dulu saat ia kecil, orangtuanya mendidiknya agar belajar bahasa Indonesia lebih dulu dibandingkan belajar bahasa Inggris.
“Jadi papa saya dulu waktu saya kecil manggil guru bahasa Indonesia dulu. Dan guru bahasa Indonesia itu dulu menginspirasi saya. Apalagi saat belajar menulis surat. Diberitahu bagaimana menulis surat yang benar,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa pada 2050 nanti, bahasa Indonesia menjadi bahasa nomor 9 di dunia. Artinya ada sekitar 130 juta lebih yang menggunakan bahasa Indonesia.
“Kalau kita melihat ini berarti masih banyak penduduk kita yang tidak menggunakan bahasa Indonesia. Karena di Indonesia juga bahasa daerahnya sangat banyak. Ada yang bilang 718 bahasa dan ada juga yang bilang 817 bahasa. Dan katanya ada sekitar 12 bahasa daerah yang sudah punah. Apakah ini benar? Makanya penting untuk kita lestarikan,” harapnya.
Lewat diseminasi ini Sofyan Tan berharap agar ke depan mahasiswa setelah mengikuti ini bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan lebih baik lagi dan lebih santun. “Banyak sekali sekarang bahasa yang baru, semoga kehadiran kita hari ini di sini dapat informasi baru tentang kebahasaan dan sastra. Dan kalau bisa Bimtek ini memilih peserta yang nantiny menjadi duta bahasa ke sekolah-sekolah,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Dora Amalia, menyampaikan terima kasih kepada Sofyan Tan atas dukungannya terhadap kemitraan tersebut.
“Kegiatan ini bukan hanya ajang diseminasi, melainkan bisa membangun kolaborasi yang lebih erat dan menghasilkan kebijakan yang kuat dan melahirkan program yang lebih efektif dan kemajuan bahasa di tingkat nasional,” ujarnya.
Selain itu Dora juga berharap kegiatan ini menjadi manfaat yang nyata dan menjadi kesadaran kita dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan bahasa daerah yang lestari.
“Kami juga berharap agar ke depan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat dapat meningkatkan kualitas bahasa yang lebih santun,” harapnya.
Dora Amalia juga berharap ada keterlibatan pemerintah daerah untuk menciptakan satu model kegiatan untuk melindungi bahasa daerah. Salah satunya lewat perhelatan festival yang menjadikan anak-anak sebagai peserta.
“Ini pancingan agar anak-anak yang ikut lomba yang selama ini tidak lagi berbahasa daerah di rumah, akan menggerakkan orang tuanya untuk Kembali berbahasa daerah dan menjadi guru untuk anak-anaknya,” pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Penggunaan Bahasa yang Santun Menyatukan Bangsa"
Posting Komentar