Ketegangan Dagang dan Geopolitik Picu Kenaikan Harga Emas
LensaMedan - Harga emas dunia kembali naik setelah sempat mengalami tekanan di sesi perdagangan pagi. Saat ini harga emas ditransaksikan dikisaran US$4.118 atau sekitar Rp2,2 juta per gram.
Kenaikan harga emas terjadi karena ketegangan antara AS – China yang kembali memanas jelang pertemuan Presiden AS dengan Presiden China di pekan depan.
Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar kembali meragukan akan terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak di pekan depan. AS dikabarkan akan membatasi ekspornya ke China, walaupun sejauh ini belum ada konfirmasi terkait dengan kabar tersebut dari pihak China.
Selain ketegangan dagang antara kedua belah pihak tersebut, pelaku pasar komoditas juga tengah dikhawatirkan oleh meningkatnya tensi geopolitik antara AS dengan Rusia. Dimana pertemuan antara AS dan Rusia ditunda karena Rusia menolak gencatan senjata dengan Ukraina.
“Situasi ini sangat menguntungkan bagi harga emas. Karena disaat ketidakpastian kembali mencuat, emas sebagai save haven akan lebih menarik dibandingkan dengan aset keuangan lainnya,” ujar Gunawan di Medan, Kamis (23/10/2025).
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,49% di level 8.274,352. Sejumlah saham yang turut menopang kinerja IHSG pada perdagangan hari ini diantaranya adalah BBCA, BMRI, BBRI, TLKM hingga BBNI.
Sementara mata uang Rupiah disebutkan Gunawan ditransaksikan melemah ke level 16.615 per Dolar AS. Pelemahan Rupiah tidak sendirian karena Dolar AS juga terpantau menguat terhadap mayoritas mata uang utama di Asia.
“Dolar US terpantau menguat terhadap Baht Thailand, Dolar Hongkong, Rupe India hingga Dolar Singapura. Kinerja mata uang Dolar AS membaik jelang rilis data inflasi AS,” tutup Gunawan. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Ketegangan Dagang dan Geopolitik Picu Kenaikan Harga Emas "
Posting Komentar