IHSG dan Emas Cetak Rekor Tertinggi
LensaMedan - Pelaku pasar masih terus mencermati hubungan antara AS dan China yang memudar belakangan ini.Perang dagang yang kian berkecamuk menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan dalam jangka panjang.
Pelaku pasar akan terus memantau hubungan antara AS dengan China seraya mencermati penutupan pemerintahan AS.
Sejumlah isu negatif fundamental belakangan ini membayangi ruang gerak pasar keuangan di tanah air.
Meski demikian kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu mempertahankan posisinya di atas level 8.000, bahkan mampu mencapai kinerja tertingginya.
IHSG pada sesi perdagangan pagi ini dibuka menguat ke level 8.269, seirama dengan mayoritas kinerja pasar saham di Asia yang alami penguatan.
"Pelaku pasar tengah menanti pidato Gubernur Bank Sentral AS yang akan menjadi penentu arah pasar selanjutnya," ujar Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (14/10/2025).
Gunawan menyebut, sikap Bank Sentral AS atau The FED sejauh ini diproyeksikan akan lebih bernada dovish, berpeluang menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan di tanah air.
Mata uang Rupiah memiliki ruang untuk menguat seandainya The FED mengindikasikan pemangkasan bunga acuan.
Pada perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah ditransaksikan melemah terhadap Dolar AS di level 16.565.
"Koreksi terbatas yang terjadi pada mata uang Rupiah dipicu oleh minimnya sentimen pasar pada hari ini," sebutnya.
Di sisi lain harga emas dunia kembali membukukan kenaikan tertinggi di level US$4.141 per ons troy atau sekitar Rp2,22 juta per gram.
Emas masih dalam tren naik ditengah banyaknya sentimen yang cenderung memicu tekanan pada pasar keuangan, namun mendorong penguatan pada harga emas. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG dan Emas Cetak Rekor Tertinggi"
Posting Komentar