Batik Experience, Perayaan Hari Batik Nasional di Grand Mercure Medan Angkasa

LensaMedan – Grand Mercure Medan Angkasa merupakan salah satu hotel Accor, grup perhotelan terkemuka di dunia, menggelar kegiatan Batik Experience dalam rangka Hari Batik Nasional.

Kegiatan ini diisi dengan aktivitas edukatif seperti mewarnai batik dan hotel tour yang dilaksanakan pada hari Sabtu (4/10/2025) di lobby hotel Grand Mercure Medan Angkasa.

Marketing Communications Grand Mercure Medan Angkasa, Tinera Siburian, mengatakan, sebagai bagian dari komitmen hotel dalam merayakan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia, Grand Mercure Medan Angkasa mempersembahkan rangkaian kegiatan istimewa dalam rangka Hari Batik Nasional.

"Batik bukan sekadar motif, batik adalah narasi, identitas, dan kebanggaan yang kami kenakan dengan sepenuh hati," ujar Tinera.

Kegiatan ini berkolaborasi dengan Playdate Anak Medan dan Batikta Ras Karo yang menyediakan helai kain batik khas Karo seperti Tulak Paku yang bermotif tumbuh-tumbuhan, Pengeret-ret yang bermotif hewan/cicak, dan Tapak Raja Sulaiman yang bermotif geometris.

Masing-masing motif batik memiliki makna tersendiri.
Memeriahkan perayaan hari batik nasional, Grand Mercure Medan Angkasa menghadirkan promo The Batik Brew.

Tamu dapat menikmati bolu gulung dengan dekorasi batik dan coffee latte hanya dengan Rp68 ribu di Violet Lobby Lounge yang berlaku selama bulan Oktober.

Director of Sales & Marketing Grand Mercure Medan Angkasa, Debby Silvia Reny, mengatakan, Grand Mercure Medan Angkasa dengan bangga turut serta dalam melestarikan Batik yang merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia.
"Kami percaya bahwa setiap helai Batik menyimpan filosofi dan keindahan yang layak dirayakan. Melalui kolaborasi dengan pengrajin lokal serta pengalaman budaya yang imersif, kami mengajak masyarakat dari mulai anak-anak hingga orang dewasa untuk turut serta dalam gerakan mengenakan Batik sebagai bentuk cinta terhadap tanah air," ucap Debby.

Batik Experience bersama Playdate Anak Medan dan Batikta Ras Karo diharapkan dapat menjadi jembatan antar generasi dimana anak-anak tidak hanya mengenal batik tetapi juga merasa bangga menjadi bagian dari tradisi yang hidup dan terus berkembang. (*)


(Medan)

Bagikan Artikel ini