Wisata Mangrove, Alternatif Wisata di Langkat yang Layak Dinikmati
LensaMedan - Matahari mulai beranjak turun saat perahu yang membawa rombongan jurnalis bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah Sumatra Utara (Sumut) kembali ke dermaga usai melakukan susur sungai di kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Timur Laut, Langkat awal pekan kemarin.Susur sungai yang ditawarkan menjadi bagian dari paket wisata mangrove ini digagas dan dikelola Kelompok Tani Hutan (KTH) Mangrove Sejahtera.
Di sepanjang susur sungai, penumpang kapal disuguhi pemandangan taman mangrove yang tampak tumbuh subur dan menjadi rumah bagi satwa seperti monyet, burung hingga tuntong laut.
Tak hanya susur sungai, paket wisata mangrove juga menawarkan berbagai aktivitas lain, seperti menanam mangrove dan juga menangkap kepiting.
Ketua KTH Mangrove Sejahtera, Aliandi, mengatakan, paket wisata yang mulai dikelola sejak akhir tahun 2024 ini bukan hanya sekedar paket untuk menambah penghasilan pengelola maupun warga desa.
Karena itu, tak ada patokan harga yang ditetapkan, tetapi disesuaikan dengan kemampuan pengunjung.
"Karena tujuan utama kami dengan adanya masyarakat yang banyak mengerti tentang mangrove ini akan membantu kami melestarikan mangrove," ujar Aliandi.
Sejauh ini, kata Aliandi, peminat wisata mangrove lebih banyak datang dari luar negeri.
Ini menurut Aliandi karena wisatawan luar negeri memiliki ketertarikan yang lebih spesifik.
Seperti mengamati kehidupan reptil dan amfibi yang ada di kawasan (herfing) atau pun mengamati burung-burung yang bermigrasi dari kawasan Siberia dan China (bird watching).
"Sementara kalau wisatawan lokal lebih memilih hal-hal yang menyenangkan, seperti susur sungai maupun lomba fotografi," terangnya.
Berjalannya paket wisata mangrove ini diakui Aliandi tak lepas dari peran BBKSDA Sumut, utamanya seksi 1 yang langsung membawahi kawasan SM Karang Gading Timur Laut.
"Sebagai pemilik wilayah, tentunya kami bangga bisa diperbolehkan ikut memanfaatkan kawasan. Karena itu kami berharap tetap bisa dibina dan didukung," katanya.
"Karena itu kami berharap nanti bisa meningkatkan kapasitas masyarakat, terutama terkait hospitality, standard pendampingan, lalu kemudian beberapa infrastruktur pendukung, sehingga nantinya bisa memberi efek domino untuk perekonomian," ucap Bobby.
Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Sumut, Amenson Girsang, ada 17 desa yang merupakan desa SM Karang Gading Timur Laut.
Di setiap desa ini, BBKSDA Sumut melakukan pemberdayaan ekonomi, termasuk KTH Mangrove Sejahtera yang berada di Desa Tanjung Ibus.
"Masing-masing desa ini memiliki 1 kelompok yang kita lakukan pemberdayaan," sebut Amenson.
Diketahui SM Karang Gading Langkat Timur Laut memiliki luas 14.827 Hektare.
Hasil invetarisasi yang dilakukan di tahun 2007, ada sekitar 6.000 Hektare yang mengalami alihfungsi lahan oleh sejumlah pihak.
Setelah melalui berbagai upaya perbaikan, maka di tahun 2022, lahan yang mengalami kerusakan tersisa sekitar 3.000 Hektare. (*)
(Langkat)
Belum ada Komentar untuk "Wisata Mangrove, Alternatif Wisata di Langkat yang Layak Dinikmati "
Posting Komentar