IHSG Bertahan Menguat Ditengah Tekanan Pasar di Asia
LensaMedan - Bursa saham di Asia mayoritas ditutup melemah pada perdagangan hari ini.Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, sejumlah agenda ekonomi yang membebani kinerja bursa di Asia adalah kekhawatiran akan dampak buruk yang lebih besar dari implementasi kenaikan tarif di kawasan Asia, yang membuat rilis data caixin services China sekalipun membaik ke level 53, tetapi tidak menjadi sentimen positif bagi kinerja bursa saham di Asia termasuk bursa saham di China sendiri.
Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan memilih berbeda dengan bertahan di zona hijau dan ditutup menguat 1,08% di level 7.885,863.
"Sejumlah emiten yang menopang kenaikan IHSG pada hari ini diantranya adalah ANTM, BMRI, BBRI, TLKM hingga HRUM," ujar Gunawan di Medan, Rabu (3/9/2025).
Sementara itu mata uang Rupiah disebutkan Gunawan ditransaksikan lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.410 per Dolar AS.
Sekalipun melemah, Rupiah mampu melawan tekanan Dolar AS setelah sempat melemah hingga ke level 16.425 per US Dolar.
"Tekanan pada Rupiah mencuat seiring dengan kenaikan pada imbal hasil US Treasury 10 tahun di kisaran level 4,287%, dan turut diperberat dengan volatilitas USD Index yang cenderung menguat belakangan ini," sebut Gunawan.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan stabil dikisaran US$3.536 per ons troy, atau masih dikisaran Rp1,8 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG Bertahan Menguat Ditengah Tekanan Pasar di Asia"
Posting Komentar