Bunga Acuan BI Dipangkas, IHSG Menguat
LensaMedan - Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuannya sebanyak 25 basis poin menjadi 4.75%.Kebijakan yang diluar dugaan tersebut dinilai Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, bagus untuk mendorong sektor rill dan hari ini memicu penguatan pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada sesi kedua perdagangan, IHSG ditutup di level tertingginya setelah sempat melemah di sesi perdagangan pertama.
"IHSG ditutup naik 0,85% di level 8.025," ujar Gunawan di Medan, Rabu (17/9/2025).
Namun sayang, kebijakan BI ini tidak lantas membuat mata uang Rupiah menguat.
Rupiah disebutkan Gunawan justru ditutup melemah tipis di level 16.425 per Dolar AS.
Kebijakan BI ini memang pro sektor rill sehingga direspon positif oleh pelaku pasar saham.
Hanya saja di sisi lain kebijakan ini justru membuat selisih bunga acuan antara BI dengan The Fed mengecil.
"Pasar akan menanti kebijakan The Fed yang diproyeksikan juga akan memangkas bunga acuannya," sebutnya.
Sementara itu terkait harga emas, dalam sepekan terakhir emas mencoba menembus level psikologis US$3.700 per ons troy.
Dimana harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran US$3.666 per ons troy-nya, atau sekitar Rp1.94 juta per gram, meskipun di pasar harga emas murni dijual hingga menyentuh Rp2 juta lebih per gramnya.
Harga emas masih berpeluang lanjutkan kenaikan dan bukan tidak mungkin akan menyentuh level US$3.750 per ons troy di tahun ini.
Yang berarti harga emas tetap membuka peluang untuk naik hingga ke level Rp2,5 juta per gramnya.
Gunawan menyebutkan, kenaikan harga emas belakangan banyak dipicu oleh sejumlah faktor.
Seperti memburuknya tensi geopolitik, pertumbuhan ekonomi global yang melambat, kebijakan tarif dagang AS yang justru membuat peredaran Dolar AS berkurang di pasar, kebijakan Bank Sentral yang lebih banyak menyimpan emas dibandingkan obligasi dalam denominasi Dolar AS, hingga rencana Bank Sentral AS yang justru diproyeksikan akan memangkas bunga acuan.
Munculnya masalah geopolitik membuat investor cenderung menghindari produk keuangan yang mengalami kenaikan resiko akibat tensi geopolitik yang kian memanas.
Saat terjadi perang antara Rusia – Ukraina, Iran – Israel, India – Pakistan, Thailand – Kamboja atau memanasnya hubungan politik antara satu negara dengan negara lainnya, berpeluang memicu akumulasi emas yang lebih banyak oleh investor.
Terlebih jika negara yang bersitegang tersebut merupakan negara yang memiliki kontirbusi besar terhadap perekonomian global, dan memegang peranan strategis terhadap perdagangan dunia.
Karena pelaku pasar selalu berkeyakinan bahwa disaat ada konflik yang meluas, emas selalu memiliki nilai yang berlaku secara universal.
Hal inilah yang membuat emas kerap alami kenaikan harga saat tensi geopolotik tengah mulai memanas atau memburuk.
Saat terjadi perang antara Rusia – Ukraina, Iran – Israel, India – Pakistan, Thailand – Kamboja atau memanasnya hubungan politik antara satu negara dengan negara lainnya, berpeluang memicu akumulasi emas yang lebih banyak oleh investor.
Terlebih jika negara yang bersitegang tersebut merupakan negara yang memiliki kontirbusi besar terhadap perekonomian global, dan memegang peranan strategis terhadap perdagangan dunia.
Karena pelaku pasar selalu berkeyakinan bahwa disaat ada konflik yang meluas, emas selalu memiliki nilai yang berlaku secara universal.
Hal inilah yang membuat emas kerap alami kenaikan harga saat tensi geopolotik tengah mulai memanas atau memburuk.
Secara keseluruhan dinamika global yang berkembang saat ini memungkinkan emas akan tetap menjadi pilihan utama untuk dijadikan sebagai aset investasi.
Dan pilihan emas sebagai aset investasi untuk semua tenor waktu investasi yang dibutuhkan oleh para investor.
"Tren kenaikan harga emas diproyeksikan tetap akan berlanjut dan tidak akan terhenti di level saat ini," pungkasnya. (*)
(Medan)
Dan pilihan emas sebagai aset investasi untuk semua tenor waktu investasi yang dibutuhkan oleh para investor.
"Tren kenaikan harga emas diproyeksikan tetap akan berlanjut dan tidak akan terhenti di level saat ini," pungkasnya. (*)
(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Bunga Acuan BI Dipangkas, IHSG Menguat "
Posting Komentar