Berbagi Kasih dengan Buruh Bangunan, Ini Pesan Sofyan Tan
LensaMedan – Sebuah momen haru dan penuh makna terjadi di basement proyek pembangunan kampus Universitas Satya Terra Bhinneka, Medan, ketika Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM), dr. Sofyan Tan, secara langsung menyapa dan memberikan bantuan kepada ratusan buruh bangunan serta pekerja pendukung lainnya.Di hadapan mereka, ia menyampaikan pesan kuat tentang harapan, kerja keras, dan masa depan.
Dalam suasana yang sederhana namun penuh kehangatan, sebanyak 266 orang pekerja—terdiri dari 189 buruh bangunan, 33 petugas kebersihan, 27 satpam, 12 pramusaji kantin, dan 5 sopir—berkumpul untuk menerima bantuan berupa beras 10 kg dengan total nilai Rp66 juta.
Namun lebih dari sekadar bantuan logistik, yang mereka terima adalah semangat dan keyakinan bahwa apa yang mereka kerjakan saat ini dalam proses pembangunan gedung kampus, adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar.
"Beras yang kami berikan mungkin akan habis dalam beberapa minggu, atau sebulan. Tapi ketulusan pemberian ini semoga bisa menjadi pemacu semangat untuk menyelesaikan bangunan ini tepat waktu," ujar Sofyan Tan, Kamis (25/9/2025).
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa gedung yang tengah mereka bangun ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan wadah bagi masa depan anak-anak dari keluarga kurang mampu, termasuk anak-anak para pekerja yang kini berkeringat di balik dinding-dinding proyek.
"Anak-anak bapak suatu saat akan bisa berkuliah di sini. Agar kelak, jika orang tuanya tukang bangunan, maka anaknya bisa jadi insinyur atau arsitek yang membangun masa depan lebih baik untuk keluarganya," ungkapnya disambut tepuk tangan para pekerja.
Gedung kampus yang sedang dibangun tersebut merupakan bagian dari komitmen YPSIM dalam memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu.
Sofyan Tan yang juga dikenal sebagai tokoh pendidikan itu, secara konsisten memperjuangkan pendidikan sebagai sarana menuju pengentasan kemiskinan.
"Bapak-bapak akan menjadi saksi sejarah. Lewat tangan bapak, kita sedang membangun masa depan anak-anak yang selama ini tidak punya kesempatan untuk berkuliah," tuturnya.
Pembagian beras kepada para pekerja tersebut adalah bagian dari rangkaian syukuran hari ulang tahun dr Sofyan Tan ke-66.
Sebelumnya, dalam momen perayaan, Sofyan Tan bersama keluarga disambut ribuan siswa dan guru Sultan Iskandar Muda.
Para siswa berbaris di sisi kiri dan kanan sambil memegang sebuah prakarya terbuat dari kardus bekas berisi kolase dan mozaik tentang dr Sofyan Tan beserta pesan dan doa.
Ada puluhan prakarya serupa dipersembahkan untuk menyambut sosok yang selama ini menginspirasi mereka.
Satu persatu pesan yang dituliskan dibaca oleh Sofyan Tan yang pagi itu datang bersama keluarga untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Tak banyak sosok yang menjadikan keberhasilan orang lain sebagai kado terindah di hari ulang tahunnya.
Namun, itulah yang dirasakan oleh dr. Sofyan Tan. Ia menegaskan bahwa hadiah paling berharga bukanlah materi berupa uang, kado atau bingkisan, melainkan semakin bertambahnya anak asuh yang berhasil bangkit dari keterbatasan dan kini hidup lebih baik serta melanjutkan perjuangannya menolong orang miskin lainnya.
“Hari ini pengorbanan saya tidak sia-sia. Hadiah terbesar setiap tahun bagi saya bukan uang, bingkisan, atau kado, tapi semakin bertambahnya anak-anak yang dulunya punya kehidupan kurang baik, kini hidup lebih baik. Semakin banyak pula anak asuk yang sudah mampu membantu orang miskin lainnya,” ujar Sofyan Tan penuh haru, dalam acara bertajuk "Surat Cinta dari Anak Bangsa: 66 Tahun Kiprah Sang Pejuang Pendidikan" di Auditorium Bung Karno, Jalan Sunggal, Gang Bakul Medan.
Dalam sambutannya, Sofyan Tan menggambarkan dirinya seperti lilin yang terus menerangi sekitarnya, meski sedikit demi sedikit mengorbankan dirinya sendiri.
Namun lilin tersebut tidak akan habis begitu saja, karena akan ada ribuan lilin lain yang akan hidup dan menjadi penerang bagi orang-orang miskin lainnya meneruskan jejak dr Sofyan Tan.
Adalah sebuah cita-cita besarnya suatu saat di tahun 2029, akan lahir 30.000 sarjana dari kalangan keluarga kurang mampu.
Lalu kemudian melalui program anak asuh berantai dan berbentuk silang, di mana anak yang telah berhasil, membantu anak lainnya, akan terus tumbuh dan bertambah hingga tidak ada lagi keluarga miskin yang tidak dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Acara turut diisi dengan testimoni menyentuh dari para alumni program anak asuh.
Salah satunya datang dari Bartimeus Marbun, S.Sos, yang kini berkarier sebagai ASN di Dinas Sosial Pemprov Sumut.
Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam, karena dr. Sofyan Tan tidak hanya memberi bantuan pendidikan, tetapi juga membentuk karakter anak-anak asuhnya.
“Beliau membekali kami dengan harapan dan masa depan. Ia mengajarkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah,” ujar Bartimeus.
Hal serupa disampaikan oleh Risdarwanto, ST, MT, Awardee Sofyan Tan Scholarship yang kini sukses menjadi entrepreneur sebagai Founder Bibit Semir Ban Charismal.
Risdarwanto telah menjadi bagian dari keluarga Sultan Iskandar Muda sejak duduk di bangku kelas 1 SD, dan mengaku nilai-nilai perjuangan serta integritas yang ditanamkan Sofyan Tan menjadi fondasi penting dalam hidupnya.
Hadir dalam acara keluarga besar dr Sofyan Tan, istri Elinar Sofyan Tan, anak-anaknya Tracey Yani Harjatanaya, Cindy Harjatanaya, Felix Iskandar Harjatanaya beserta para menantu dan cucu dr Sofyan Tan.
Hadir juga Ketua YPSIM Finche Kosmanto, Pimpinan Sekolah Edy Jitro Sihombing, para kepala sekolah serta pimpinan Universitas Satya Terra Bhinneka.
Serta hadir pula ratusan alumni anak asuh dr Sofyan Tan yang ikut larut dalam kebahagiaan.
Acara diisi dengan pemutaran film pendek tentang sejumlah keluarga miskin yang awalnya mengubur mimpi anak-anaknya untuk berkuliah.
Namun berkat bantuan program beasiswa dari dr Sofyan Tan, anak-anak mereka kini bisa berkuliah gratis. Lalu disambung dengan pembacaan puisi dan testimoni dari sejumlah alumni anak asuh. (*)
(Medan)
Satu persatu pesan yang dituliskan dibaca oleh Sofyan Tan yang pagi itu datang bersama keluarga untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Tak banyak sosok yang menjadikan keberhasilan orang lain sebagai kado terindah di hari ulang tahunnya.
Namun, itulah yang dirasakan oleh dr. Sofyan Tan. Ia menegaskan bahwa hadiah paling berharga bukanlah materi berupa uang, kado atau bingkisan, melainkan semakin bertambahnya anak asuh yang berhasil bangkit dari keterbatasan dan kini hidup lebih baik serta melanjutkan perjuangannya menolong orang miskin lainnya.
“Hari ini pengorbanan saya tidak sia-sia. Hadiah terbesar setiap tahun bagi saya bukan uang, bingkisan, atau kado, tapi semakin bertambahnya anak-anak yang dulunya punya kehidupan kurang baik, kini hidup lebih baik. Semakin banyak pula anak asuk yang sudah mampu membantu orang miskin lainnya,” ujar Sofyan Tan penuh haru, dalam acara bertajuk "Surat Cinta dari Anak Bangsa: 66 Tahun Kiprah Sang Pejuang Pendidikan" di Auditorium Bung Karno, Jalan Sunggal, Gang Bakul Medan.
Dalam sambutannya, Sofyan Tan menggambarkan dirinya seperti lilin yang terus menerangi sekitarnya, meski sedikit demi sedikit mengorbankan dirinya sendiri.
Namun lilin tersebut tidak akan habis begitu saja, karena akan ada ribuan lilin lain yang akan hidup dan menjadi penerang bagi orang-orang miskin lainnya meneruskan jejak dr Sofyan Tan.
Adalah sebuah cita-cita besarnya suatu saat di tahun 2029, akan lahir 30.000 sarjana dari kalangan keluarga kurang mampu.
Lalu kemudian melalui program anak asuh berantai dan berbentuk silang, di mana anak yang telah berhasil, membantu anak lainnya, akan terus tumbuh dan bertambah hingga tidak ada lagi keluarga miskin yang tidak dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Acara turut diisi dengan testimoni menyentuh dari para alumni program anak asuh.
Salah satunya datang dari Bartimeus Marbun, S.Sos, yang kini berkarier sebagai ASN di Dinas Sosial Pemprov Sumut.
Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam, karena dr. Sofyan Tan tidak hanya memberi bantuan pendidikan, tetapi juga membentuk karakter anak-anak asuhnya.
“Beliau membekali kami dengan harapan dan masa depan. Ia mengajarkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah,” ujar Bartimeus.
Hal serupa disampaikan oleh Risdarwanto, ST, MT, Awardee Sofyan Tan Scholarship yang kini sukses menjadi entrepreneur sebagai Founder Bibit Semir Ban Charismal.
Risdarwanto telah menjadi bagian dari keluarga Sultan Iskandar Muda sejak duduk di bangku kelas 1 SD, dan mengaku nilai-nilai perjuangan serta integritas yang ditanamkan Sofyan Tan menjadi fondasi penting dalam hidupnya.
Hadir dalam acara keluarga besar dr Sofyan Tan, istri Elinar Sofyan Tan, anak-anaknya Tracey Yani Harjatanaya, Cindy Harjatanaya, Felix Iskandar Harjatanaya beserta para menantu dan cucu dr Sofyan Tan.
Hadir juga Ketua YPSIM Finche Kosmanto, Pimpinan Sekolah Edy Jitro Sihombing, para kepala sekolah serta pimpinan Universitas Satya Terra Bhinneka.
Serta hadir pula ratusan alumni anak asuh dr Sofyan Tan yang ikut larut dalam kebahagiaan.
Acara diisi dengan pemutaran film pendek tentang sejumlah keluarga miskin yang awalnya mengubur mimpi anak-anaknya untuk berkuliah.
Namun berkat bantuan program beasiswa dari dr Sofyan Tan, anak-anak mereka kini bisa berkuliah gratis. Lalu disambung dengan pembacaan puisi dan testimoni dari sejumlah alumni anak asuh. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Berbagi Kasih dengan Buruh Bangunan, Ini Pesan Sofyan Tan "
Posting Komentar