Sofyan Tan : Sampah Jangan Hanya Dipandang Sebagai Limbah  


LensaMedan – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr Sofyan Tan, menilai sampah adalah barang yang belum dimanfaatkan secara optimal dan memiliki potensi besar dalam ekonomi sirkular.

Karena itu, sampah seharusnya tidak dipandang sebagai limbah tak berguna.

Hal itu disampaikan Sofyan Tan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Sirkulasi Ekonomi Berbasis Pengolahan Sampah yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Komisi X DPR RI, di Hotel Emerald Garden, Medan, Rabu (20/8/2025).
 
"Selama ini orang berpikir sampah itu tidak berguna. Namun bagi saya definisi sampah  adalah bahan atau benda yang belum termanfaatkan. Jadi kalau dikelola dengan benar, justru punya nilai ekonomi dan bisa jadi solusi lingkungan," kata Sofyan di hadapan peserta bimtek.

Sofyan Tan menjelaskan, sampah terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu organik dan anorganik.

Sampah organik seperti daun-daunan dapat terurai dan dimanfaatkan menjadi kompos.

Sementara sampah anorganik, seperti plastik dan popok sekali pakai, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.

“Botol plastik itu butuh waktu 500 tahun baru bisa terurai, dan benang plastik bisa sampai 600 tahun. Ini karena mikroorganisme tak mampu mengurainya. Ujung-ujungnya, hanya jadi mikroplastik,” terangnya.
 
Politisi yang dikenal sebagai aktivis lingkungan ini juga menceritakan pengalamannya selama lebih dari dua dekade dalam konservasi orangutan di Bahorok, Bukit Lawang.

Di sana, ia mengelola dua hektare lahan pertanian organik yang mengolah sampah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman. Serta mengolah sampah lainnya menjadi lebih produktif.
 
Sofyan Tan juga pernah menginisiasi pengolahan botol plastik di Aceh paska tsunami.

Saat itu dia melihat sampah botol plastik bertebaran dimana-mana bertumpuk-tumpuk tanpa dapat diolah.

Dia pun menggandeng perusahaan Danone yang bersedia menyumbangkan mesin pencacah botol plastik menjadi biji plastik.

Lalu biji plastik tersebut ditampung Perusahaan air mineral kemasan untuk dijadikan botol kembali. Sementara tutup botolnya dijadikan polyester sebagai bahan tekstil.

Sayangnya usaha tersebut tidak berkembang karena kelompok masyarakat yang mengerjakannya kurang serius.

Berbeda dengan di Jawa, usaha daur ulang sampah plastik sebagai sirkulasi ekonomi dapat berkembang dengan baik.
 
Sofyan mengungkapkan selain itu limbah plastik juga bisa dijadikan produk kerajinan handy craft bernilai tinggi jika dikemas dengan narasi yang kuat.

“Kalau dijelaskan bahwa produk ini dibuat dari sampah plastik demi menyelamatkan bumi, masyarakat bisa lebih tertarik. Apalagi kalau ditulis ‘membeli barang ini bisa masuk surga’, pasti lebih laku,” katanya berseloroh.
 
 “Nah inilah pentingnya bimtek hari ini. Agar sikulasi ekonomi dari pengelolaan sampah dapat dioptimalkan dan bernilai ekonomis,” sambungnya. 
 
Lebih jauh, Sofyan Tan mengingatkan bahaya mikroplastik yang meresap ke tanah dan mengalir ke sungai hingga laut.

Mikroplastik ini dimakan ikan dan akhirnya masuk ke tubuh manusia, yang dapat memicu penyakit serius seperti kanker.
 
“Ini ancaman nyata. Makanya, mengurangi plastik itu bukan cuma soal lingkungan, tapi juga soal kesehatan dan penghematan,” tegasnya.

Turut hadir dalam acara Bimtek  Analis Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ahli Muda BRIN, Faizinal Abidin ST MT. (*)


(Medan)
 

Belum ada Komentar untuk "Sofyan Tan : Sampah Jangan Hanya Dipandang Sebagai Limbah  "

Posting Komentar

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah

LensaMedan - Indonesia akan merilis data neraca berjalan terhadap PDB (produk domestik bruto) pada perdagangan hari ini. Neraca berjalan dip...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel