Indonesia Disanksi Kenaikan Tarif oleh AS, IHSG masih Mampu Menguat
LensaMedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup menguat 0, 52% di level 6.900,932 pada perdagangan Senin (7/7/2025).IHSG ditutup menguat tepat di level psikologis setelah sempat bergerak melemah dan bolak balik di dua zona.
Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, penguatan IHSG terjadi di saat hampir kebanyakan bursa di Asia ditutup turun.
Kabar terbaru dari AS menyebutkan bahwa negara anggota BRICS termasuk Indonesia dikenakan kenaikan tarif sebesar 10%.
"Kabar yang menyebutkan bahwa Presiden AS memberikan kenaikan tarif kepada negara yang berpihak pada kebijakan anti Amerika menambah ketakutan pelaku pasar, jelang berakhirnya masa penangguhan kenaikan tarif impor AS di pekan ini," ujar Gunawan di Medan.
Sementara itu, lanjut Gunawan, data cadangan devisa di tanah air dilaporkan mengalami kenaikan menjadi US$152,6 miliar di bulan Juni, dari posisi sebelumnya di bulan Mei yang tercatat sebesar US$152,5 miliar.
Namun kabar positif tersebut nyatanya tidak menjadi kabar baik bagi mata uang Rupiah, dimana Rupiah justru ditutup melemah di level 16.225 per Dolar AS.
"Pelemahan Rupiah lebih mencerminkan ketidakpastian kesepakatan tarif yang justru kian memburuk," katanya.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan melemah di angka US$3.300 per ons troy, atau sekitar Rp1,73 juta per gram pada perdagangan sore.
Harga emas kembali mengalami tekanan ditengah memanasnya tensi perdang dagang AS. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Indonesia Disanksi Kenaikan Tarif oleh AS, IHSG masih Mampu Menguat"
Posting Komentar