Bulan Juni Sumut Cenderung Deflasi, Pemerintah Diminta Waspadai Harga Beras
LensaMedan - Sejumlah harga kebutuhan pokok di Sumatra Utara (Sumut) banyak yang alami penurunan pada bulan Juni ini.Seperti cabai merah yang harga jualnya ditransaksikan lebih rendah 30% lebih pada bulan Juni dibandingkan Mei, dan
Selanjutnya, harga bawang putih turun sekitar 6%, cabai rawit alami penurunan sekitar 2%-an meskipun terpantau ada yang lebih tinggi sekitar 2% di wilayah yang berbeda.
Setelah cabai rawit, ada daging ayam yang alami penurunan dalam rentang 2,5% hingga 3,4%.
Disusul kemudian harga daging sapi yang stabil cenderung turun sekitar 1%.
"Termasuk harga minyak goreng yang turun sekitar 3% hingga 5%, hingga telur ayam yang cenderung turun 0.4% secara bulanan," ujar Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, di Medan, Jumat (27/6/2025).
Meski demikian, kata Gunawan, masih ada harga bahan pokok yang terpantau mengalami kenaikan.
Seperti beras yang harganya terpantau mengalami kenaikan, itupun tidak serentak terjadi di semua pasar tradisional.
Di beberapa pasar di Kota Medan, harga beras masih mampu stabil di bulan Juni.
Walaupun di beberapa pasar di luar Kota Medan seperti di Deliserdang alami kenaikan hingga mencapai 3,4% secara bulanan.
Kenaikan harga beras lebih dipicu oleh kenaikan pada komponen biaya produksi.
"Selain beras, emas juga terpantau mengalami kenaikan, dipicu tensi geopolitik antara Iran – Israel yang memanas," katanya.
Dengan melihat perubahan harga sejumlah kebutuhan masyarakat yang beragam dan cenderung turun, perhitungan inflasi pada bulan Juni ini berpeluang memiliki deviasi yang besar dibandingkan perhitungan bulan sebelumnya.
Gunawan memperkirakan Sumut akan cenderung alami deflasi minimal 0, 07 pada bulan Juni.
Deflasi yang berpeluang terjadi lebih dipicu oleh memburuknya harga jual komoditas pangan di level produsen.
Yang lebih dikarenakan kombinasi melemahnya belanja masyarakat, penurunan biaya produksi, hingga peningkatan sisi supply atau persediaan.
Gunawan mendorong pemerintah untuk mewaspadai fluktuasi pada harga beras yang belakangan ini cenderung alami kenaikan.
Masalah kenaikan biaya produksi dan supply gabah yang menipis di level kilang menjadi faktor utama kenaikan harga beras belakangan ini.
"Kuncinya adalah pengendalian beras yang bisa dilakukan dari intervensi Bulog. Walaupun kenaikan harga beras saat ini lebih banyak memberikan manfaat bagi para petani," pungkasnya. (*)
(Medan)
Deflasi yang berpeluang terjadi lebih dipicu oleh memburuknya harga jual komoditas pangan di level produsen.
Yang lebih dikarenakan kombinasi melemahnya belanja masyarakat, penurunan biaya produksi, hingga peningkatan sisi supply atau persediaan.
Gunawan mendorong pemerintah untuk mewaspadai fluktuasi pada harga beras yang belakangan ini cenderung alami kenaikan.
Masalah kenaikan biaya produksi dan supply gabah yang menipis di level kilang menjadi faktor utama kenaikan harga beras belakangan ini.
"Kuncinya adalah pengendalian beras yang bisa dilakukan dari intervensi Bulog. Walaupun kenaikan harga beras saat ini lebih banyak memberikan manfaat bagi para petani," pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Bulan Juni Sumut Cenderung Deflasi, Pemerintah Diminta Waspadai Harga Beras"
Posting Komentar