IHSG dan Rupiah Menguat
LensaMedan - Saldo rekening giro (current account balance) Indonesia mengalami defisit sebesar 0,1% terhadap PDB di kuartal pertama tahun 2025. Angka ini lebih baik dari realisasi kuartal sebelumnya dimana defisit sebesar 0,3%.Sementara neraca pembayaran (balance of payments) tercatat sebesar 0,8 miliar Euro.
Kedua data yang dirilis tersebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mendapat respon positif dari 0asar keuangan di tanah air, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun Rupiah sama-sama ditutup menguat pada perdagangan hari ini.
Mata uang Rupiah ditutup menguat di level 16.325 per Dolar AS walaupun dibayangi penguatan Dolar AS di pasar ASEAN.
"Rupiah pada perdagangan hari ini bertolak belakang dengan sejumlah mata uang ASEAN yang melemah, seperti Bath Thailand, Ringgit Malaysia, Yuan China dan Rupe India," kata Gunawan di Medan, Kamis (22/5/2025).
Sementara itu, IHSG pada perdagangan hari ini ditutup menguat 0,34% di level 7.166,98.
Kinerja IHSG juga bergerak anomali dibandingkan dengan mayoritas bursa di Asia yang ditutup melemah.
Gunawan menyebutkan, selama sesi perdagangan, IHSG lebih dominan berada di zona hijau.
Penguatan IHSG dan Rupiah terjadi ditengah minimnya agenda pasar.
"Pada perdagangan besok, pasar keuangan di tanah air baru akan mendapatkan sejumlah agenda ekonomi penting yang akan menjadi pertimbangan pelaku pasar," sebutnya.
Terpisah harga emas dunia ditransaksikan melemah ke level US$3.306 per ons troy, atau sekitar Rp1,74 juta per gram.
Koreksi yang terjadi pada harga emas tidak terlepas dari minimnya agenda pasar, serta perkembangan geo politik yang relatif lebih stabil belakangan ini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG dan Rupiah Menguat"
Posting Komentar