Berkurang 4.880 Jiwa, Penduduk Miskin Sumut di Bulan Maret 2022 Sebanyak 1,27 Juta Jiwa

Lensamedan - Jumlah penduduk miskin Sumatera Utara (Sumut) yang tinggal di di daerah perkotaan meningkat sebanyak 14,82 ribu jiwa, atau meningkat 0,08 point dari 8,68% menjadi 8,76%. Sedangkan di perdesaan, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 19,70 ribu jiwa. Berkurang 0,28 poin dari 8,26% menjadi 7,98%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, Nurul Hasanudin, mengatakan, di bulan Maret 2022, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 1,27 juta jiwa dengan persentase 8,49%, mengalami penurunan 0,07 poin, yaitu dari 8,49% pada September 2021 menjadi 8,42% pada Maret 2022. 

“Jika kita bandingkan dengan periode September 2021, maka jumlah penduduk miskin di Sumut berkurang sekitar 4.880 jiwa, ” sebut Nurul Hasanudin saat memaparkan Berita Resmi Statistik secara daring, Jumat (15/5/2022).

Nurul menjelaskan, secara umum, pada periode Maret 2011 – Maret 2022 tingkat kemiskinan di Sumut secara linear cenderung menurun meskipun terjadi fluktuasi dalam jumlah maupunpersentase penduduk miskin. 

Ada 2 fase turun naik yang terjadi. Fase pertama dari Maret 2011 cenderung menurun hingga Maret 2014 dan kemudian meningkat hingga Maret 2017. 

Fase kedua terjadi penurunan pada September 2017 hingga Maret 2020, lalu mulai meningkat pada September 2020. 

Kenaikan tingkat kemiskinan pada fase pertama, khususnya pada Maret 2015 hingga Maret 2017 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. 

“Sementara kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada fase kedua, periode Maret 2020 hingga Maret 2021 merupakan dampak terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia. Sebaliknya keadaan sejak September 2021 hingga Maret 2022 terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin,” terangnya.

Ditambahkannya, Garis Kemiskinan pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp. 561.004,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp. 423.760,- (75,54%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp. 137.244,- atau sekitar 24,46%.

Pada Maret 2022, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. 

Empat komoditi makanan lainnya penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan adalah rokok kretek filter (11,78%), tongkol/tuna/cakalang (4,61%), telur ayam ras (3,83%), dan daging ayam ras (3,68%). 

Demikian juga di perdesaan, empat komoditi makanan lainnya penyumbang terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah rokok kretek filter (10,48%), tongkol/tuna/cakalang (3,63%), cabe merah (3,48%), dan telur ayam ras (3,11%).

“Dan beras masih berperan sebagai penyumbang terbesar Garis Kemiskinan baik di perkotaan (19,26%) maupun di perdesaan (27,44%),” tambahnya. 

Untuk komoditi bukan makanan, biaya perumahan masih berperan sebagai penyumbang terbesar Garis Kemiskinan baik di perkotaan (7,20%) maupun di perdesaan (5,64%). 

Empat komoditi bukan makanan lainnya penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan adalah listrik (3,47%), bensin (3,01%), biaya pendidikan (2,44%), dan perlengkapan mandi (1,32%).

Sedangkan di perdesaan, empat komoditi bukan makanan lainnya penyumbang terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah bensin (2,57%), biaya pendidikan (1,93%), listrik (1,69%), dan perlengkapan mandi (1,27%). (*)


(Medan)


 

Belum ada Komentar untuk "Berkurang 4.880 Jiwa, Penduduk Miskin Sumut di Bulan Maret 2022 Sebanyak 1,27 Juta Jiwa "

Posting Komentar

Pasar Modal Syariah, Investasi Berbasis ‘Fikih Muamalah’

Lensamedan - Salah satu sistem ekonomi yang digunakan di dunia adalah ekonomi syariah. Walaupun berlandaskan pada hukum Islam, tidak berarti...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel