Kesetaraan Gender Jangan Melupakan Perempuan Sebagai Role Model
Lensamedan - Ketua TP PKK Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis menyampaikan bahwa seorang perempuan khususnya sebagai istri dan ibu, memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga, sekalipun punya aktivitas lain di luar rumah. Isu kesetaraan gender pun menurutnya harus disikapi dengan bijaksana, mengingat peran mencari nafkah bagi kaum hawa adalah hal biasa saat ini.
Hal itu
disampaikan Nawal usai menjadi narasumber kegiatan Webinar tentang Keselarasan
Keseimbangan Berorganisasi dan Berkeluarga bagi Perempuan, di Rumah Dinas
Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor
41 Medan, Kamis (12/8/2021).
Turut
mendampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)
Sumut Nurlela, serta sejumlah pejabat lain.
Dalam
webinar tersebut, Nawal menyampaikan bahwa seorang perempuan dalam keluarga,
baik sebagai istri maupun ibu adalah sebuah contoh teladan atau dalam istilah
asing, role model. Sehingga, seberapa sibuk pun seseorang itu, tetap bisa
menjalankan perannya dengan baik di dalam keluarganya.
“Saya selalu
membawanya pada sudut pandang bahwa seorang istri harus mengurus rumah tangga,
suami dan anak-anaknya. Itu tugasnya. Tetapi memang zaman kan terus berubah,
kita diharuskan mengikuti berbagai aktivitas di luar. Seperti saya dulu seorang
istri prajurit (TNI), masuk di organisasi Persit Kartika Chandra Kirana, saya
bingung. Sementara suami (Edy Rahmayadi) pasti inginnya nyaman saat kita
tinggal,” sebut Nawal Lubis.
Dengan
kondisi itu, lanjut Nawal, seorang istri harus menyiapkan terlebih dahulu apa
yang menjadi kebutuhan keluarga sebelum beraktivitas di luar rumah. Setidaknya,
perlu ada izin dari sang suami jika ingin keluar rumah.
“Dan saya
sudah menyiapkan semuanya termasuk ke mari ini harus sudah saya siapkan. Dari
makannya, pakaiannya dan keperluannya. Jadi nanti saya tidak dimarahi suami.
Begitu juga saya pesankan ke anak (perempuan) saya, agar melakukan yang sama
kepada suaminya,” kata Nawal, sambil tersenyum.
Terkait hal
itu, katanya, paradigma tentang kesetaraan gender adalah satu hal yang baik.
Namun dirinya menilai bahwa tidak sedikit yang kemudian menjadikan wacana itu
sebagai alasan kuat bagi perempuan menunjukkan eksistensinya dalam rumah tangga
yang berakibat kurang baik.
“Kenapa
laki-laki banyak yang kurang menerima isu kesetaraan gender ini, karena
terkadang perempuan jika sudah banyak di luar, sering merasa lebih dari
suaminya. Akhirnya sampai di rumah, pandai melawan suami, bisa berpendapat,”
jelas Nawal.
Sementara
narasumber lainnya, Lenny Rosalin selaku Deputi Bidang Kesetaraan Gender
Kementerian PPPA RI menyebutkan, pentingnya pemerintah daerah menjadikan
kabupaten/kota ramah perempuan dan pedui anak, hingga tingkat desa.
Sehingga
jika tuntutan agar perempuan bekerja demi kebutuhan ekonomi keluarga, perlu ada
sistem seperti pengasuhan berbasis hak anak untuk memastikan ada yang mengasuh
dengan pembiayaan dari desa.
Hal ini
merujuk pada berbagai pengalaman bagaimana seorang ibu harus bekerja sambil
membawa anaknya ke lokasi pekerjaan karena belum bisa ditinggal di rumah.
Terutama mereka yang secara kemampuan ekonomi, tidak memungkinkan untuk
mempekerjakan orang mengasuh anaknya di rumah.
“Yang
terpenting juga bagaimana tingkat kekerasan kepada perempuan dan anak tidak ada
lagi. Persentase perempuan wirausaha di desa, tidak ada usia anak yang
diperkerjakan, dan tidak ada perkawinan usia muda (di bawah 19 tahun). Saya
berharap Sumut bisa menjadi provinsi yang dapat mewujudkan Desa Ramah Perempuan
dan Peduli Anak,” jelasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Kesetaraan Gender Jangan Melupakan Perempuan Sebagai Role Model"
Posting Komentar