Pasar Masih Terbuka Lebar, BEI Luncurkan Indeks Saham BUMN Syariah
Perkembangan
yang signifikan pada saham-saham syariah di BEI mendorong lahirnya indeks saham
syariah baru yang akandiluncurkan pada
29 April 2021 mendatang. Momentum Nuzulul Quran di 17 Ramadan 1442 H menandai
dimulainya perhitungan pergerakan indeks IDX-MES BUMN 1, atau indeks yang
mencatat pergerakan 17 saham BUMN syariah.
Kepala Kantor
PT BEI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution mengatakan, indeks
IDX-MES BUMN 17 berisi 17 saham BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang telah
ditetapkan sebagai saham syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Mengapa
dibuat khusus saham syariah BUMN? Karena saham BUMN menjadi penggerak pasar
saham Indonesia. Kapitalisasi saham BUMN tercatat sebesar Rp1.733 triliun atau
24% dari total IHSG. Sementara rata-rata transaksi harian saham BUMN terus
meningkat. Selama 2020 tercatat sebanyak Rp3,4 triliun rata-rata transaksi
harian saham BUMN,” ujar Pintor di Medan, Sabtu (24/4/2021).
Indeks
IDX-MES BUMN 17 menurut Pintor dibuat untuk menjadi acuan dalam memilih
saham-saham BUMN dan mengukur kinerja teknikal ke-17 saham BUMN yang memenuhi
syarat saham syariah.
Ada lima hal
pendorong dan keunggulan dalam investasi saham BUMN. Pertama, perkembangan
saham BUMN meningkat pesat. Kedua, saham BUMN menjadi penggerak pasar saham
Indonesia. Ketiga, tingkat daya tahan lebih tinggi, karena disokong pihak yang
kuat, yaitu pemerintah sebagai pemilik perusahaan. Keempat, permodalan yang
kuat, karena pemerintah kerap menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada
BUMN jika perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan perusahaan.
“Kelima,
diawasi pemerintah. Ketika BUMN melakukan aksi korporasi, pengawasan yang
dilakukan pemerintah jauh lebih kuat. Jika BUMN bermasalah, ada upaya
pemerintah menyelamatkannya demi kepentingan negara,” katanya.
Dilanjutkannya,
saat ini sudah ada tiga indeks saham syariah dan satu indeks saham BUMN di BEI,
yaitu Jakarta Islamic Index (JII) yang diluncurkan pada 3 Juli 2000, ISSI yang
terbit pada 12 Mei 2011, dan Jakarta Islamic Index 70 yang mulai diperhitungkan
pada 17 Mei 2018. Sementara perhitungan pergerakan harga 20 saham BUMN terpilih
sudah ada pada indeks IDX BUMN20 yang diterbitkan pada 17 Mei 2018.
Konstituen
IDX-MES BUMN 17 mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak BUMN yang memiliki likuiditas baik dan
kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Seleksi kualitatif dan kuantitatif dilakukan berdasarkan likuiditas transaksi
di pasar reguler, kapitalisasi pasar, kinerja keuangan, kepatuhan, dan
lain-lain.
“Saat ini
ada 34 saham BUMN yang tercatat di BEI dan 22 di antaranya masuk ke dalam
kriteria saham Syariah,” lanjutnya.
Indeks ini
dihitung berdasarkan metode free float adjusted market capitalization weighted
dengan menerapkan pembatasan bobot (cap) untuk satu saham paling tinggi sebesar
20%. Tanggal dasar perhitungan indeks ini ditetapkan pada 30 Desember 2015
dengan nilai awal 100. Akan ada empat kali evaluasi setiap tahun yaitu untuk
evaluasi mayor pada bulan Mei dan November (efektif hari bursa pertama Juni dan
Desember). Sementara untuk evaluasi minor dilakukan pada bulan Februari dan
Agustus (efektif hari bursa pertama Maret dan September).
Melalui
Pengumuman No. Peng-00101/BEI.POP/04-2021, BEI telah merilis ke-17 saham BUMN
yang terpilih menjadi konstituen awal indeks adalah ANTM, BRIS, ELSA, INAF,
KAEF, PGAS, PPRE, PTBA, PTPP, SMBR, SMGR, TINS, TLKM, WEGE, WIKA, WSBP, WTON.
Komposisi indeks berdasarkan sektor bidang usaha apabila diurutkan dari bobot
tertinggi, yaitu sektor barang baku, infrastruktur, energi, keuangan, dan
kesehatan.
Kehadiran indeks saham BUMN syariah baru ini, diharapkan semakin menambah daya tarik pasar modal syariah di tanah air. Diluncurkan di momen yang tepat di bulan yang penuh kebaikan. (*)
Belum ada Komentar untuk "Pasar Masih Terbuka Lebar, BEI Luncurkan Indeks Saham BUMN Syariah "
Posting Komentar