Diskusi Gerakan Medan Berkah Hadirkan Gagasan Sekolah Anak Nelayan

Lensamedan- Tingginya anak putus sekolah di kawasan Belawan harus bisa menjadi motivasi untuk mencari solusi agar hal tersebut tidak terus terjadi.

Pemerhati sosial kota Medan Otti S Batubara menyebutkan, berdasarkan catatan yang ia miliki, angka putus sekolah di Belawan pada 2019 lalu mencapai 1800 anak.

"Kita miris dengan angka ini. Karenanya harus ada langkah konkrit dari pemerintah kota untuk menekan angka ini," ujar Otti Batubara dalam diskusi yang digelar Gerakan Medan Berkah, di jalan Cik Di Tiro Medan, Kamis (6/2/2020)

Menurut Otti, langkah konkrit yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan membangun Sekolah Anak Nelayan.

"Sekolah Anak Nelayan kita harapkan bisa menjadi solusi," kata Otti.

Selain mendirikan Sekolah Anak Nelayan, penanganan pendidikan bagi anak-anak Medan Utara menurut pemerhati pendidikan Medan Utara Asep Suherman bisa berjalan jika swasta dan pemerintah berkolaborasi untuk melakukan beberapa hal. 

Di antaranya gerakan penyadaran orangtua bahwa pentingnya pendidikan bagi anak. 

"Harus kolaborasi karena gak bisa hanya HNSI saja misalnya yang melakukan gerakan ini," ujar Asep Suherman yang ikut menjadi pembicara. . 

Asep juga menekankan pentingnya dibentuk sebuah tim yang fokus pada advokasi anak nelayan. 

"Sehingga jika ada kasus anak putus sekolah bisa langsung ditangani. Tentu harus ada peran pemerintah di sana karena angka putus sekolah di Medan Utara tergolong tinggi," kata Asep yang juga Peneliti Medan Utara Institute tersebut.

Asep menandaskan salah satu faktor penyebab anak putus sekolah karena kondisi perekonomian nelayan. 

"Pukat trawl sangat mengancam ekonomi nelayan," kata Asep. 

Pemerhati Pendidikan Medan Utara Asep Suherman menekankan pentingnya kolaborasi swasta dan pemerintah untuk melakukan beberapa hal. 

Di antaranya gerakan penyadaran orangtua bahwa pentingnya pendidikan bagi anak. 

"Harus kolaborasi karena gak bisa hanya HNSI saja misalnya yang melakukan gerakan ini," kata Asep yang juga Peneliti Medan Utara Institute tersebut. 

Asep juga menekankan pentingnya dibentuk sebuah tim yang fokus pada advokasi anak nelayan. 

"Sehingga jika ada kasus anak putus sekolah bisa langsung ditangani. Tentu harus ada peran pemerintah di sana karena angka putus sekolah di Medan Utara tergolong tinggi," kata Asep. 

Asep menandaskan salah satu faktor penyebab anak putus sekolah karena kondisi perekonomian nelayan. 

"Pukat trawl sangat mengancam ekonomi nelayan," kata Asep. 

Sementara itu Sekretaris HNSI Sumut Ali Mukti Siregar mengaku setuju dengan gagasan Sekolah Anak Nelayan. 

Ali Mukti menyebut perlu dibentuk tim perumus agar sekolah tersebut bisa direalisasikan. 

"HNSI akan mendorong ini. Kita punya 80 rukun nelayan yang ada di Kota Medan. Kita bantu merancang, paling tidak menginvetarisir masalah yang ada agar sekolah anak nelayan bisa tepat sasaran," kata Ali Mukti. 

Di tempat yang sama, Fatah Nasution dari Mahasiswa Pertanian Al Azhar Medan mengatakan pentingnya masyarakat dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

"Ya ini penting agar persoalan di masyarakat bisa ditampung dalam Musrenbang. Harapan kita Musrenbang tidak lagi menjadi musyawarah yang kesannya tertutup," kata Fatah Nasution. 

Sebelumnya, Manager Komunikasi Gerakan Medan Berkah sekaligus Moderator diskusi, Muhamad Asril menjelaskan diskusi bertajuk Ruang Aspirasi itu ingin menampung masukan dari beberapa stakeholder. 

"Ini gagasan bang Bobby Nasution. Hari ini kita ingin mendengar bagaimana masukan elemen masyarakat terkait pendidikan anak nelayan di Kota Medan. Sebab di Medan Utara angka anak putus sekolah tergolong tinggi," kata Asril. 

Dikatakan Asril, hasil diskusi ini akan menjadi masukan penting untuk tata kelola pendidikan di Kota Medan ke depan. 

"Ke depan, kita juga akan mengurai persoalan lainnya termasuk bidang kesehatan, tenagakerja, pertanian, identitas kota, pemberdayaan pemuda dan perempuan dan sebagainya. Mudah-mudahan bisa menjadi masukan yang penting bagi Kota Medan ke depan," tutupnya.



(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Diskusi Gerakan Medan Berkah Hadirkan Gagasan Sekolah Anak Nelayan "

Posting Komentar

Pasar Modal Syariah, Investasi Berbasis ‘Fikih Muamalah’

Lensamedan - Salah satu sistem ekonomi yang digunakan di dunia adalah ekonomi syariah. Walaupun berlandaskan pada hukum Islam, tidak berarti...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel