Ekspor Karet Sumut di Oktober 2025 Turun 8,7%, Gapkindo Sumut: Permintaann Global Turun
Getah karet menunggu untuk dikumpulkan. Di bulan Oktober 2025, volume ekspor karet 2025 menurun 8,7% dibandingkan bulan September 2025.lensamedan-istLensaMedan — Kinerja ekspor karet alam asal Sumatra Utara (Sumut) pada Oktober 2025 yang tercatat sebesar 20.694 ton menunjukkan pelemahan 8,7% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 22.653 ton. Capaian ini juga jauh lebih rendah dibanding Oktober 2024 yang tercatat sebesar 25.221 ton, atau turun 17,9%.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, meskipun masih dilakukan pengapalan ke 23 negara tujuan, volume ekspor belum kembali ke pola normal bulanan yang dapat mencapai ±42 ribu ton, menandakan tekanan yang signifikan pada pasar karet daerah ini.
Pelemahan ekspor karet Sumut pada Oktober 2025 terutama dipengaruhi oleh melemahnya permintaan global dan penurunan pasokan lokal.
Banyak negara importir besar menahan pembelian akibat stok manufaktur yang tinggi, perlambatan industri otomotif di Asia Timur dan Eropa, serta ketidakpastian terkait implementasi EUDR meskipun Uni Eropa telah menunda penerapannya selama satu tahun.
“Sementara itu, produksi karet lokal pun menurun akibat curah hujan tinggi yang menghambat aktivitas penyadapan dan mengurangi pasokan bahan baku ke pabrik, sehingga menekan volume pengolahan maupun ekspor,” ujar Edy di Medan, Selasa (2/12/2025).
Edy menyebutkan, pasar ekspor karet Sumut pada Oktober 2025 masih terkonsentrasi pada 5 negara utama. Jepang menjadi tujuan terbesar dengan kontribusi 34,06%, diikuti China sebesar 13,05%, Amerika Serikat 10,84%, Brazil 10,81%, dan India 5,85%.
Secara keseluruhan, kelima negara ini menyerap lebih dari tiga per empat total ekspor, menggambarkan kuatnya ketergantungan pada pasar tradisional utama tersebut.
Sementara untuk benua Eropa, terdapat 11 negara Eropa yang menjadi tujuan ekspor karet Sumatera Utara dengan total kontribusi sekitar 14,7% dari keseluruhan ekspor. Negara tujuan terbesar di kawasan ini adalah Spanyol dengan pangsa 4,39%, disusul Polandia 3,41% dan Turki 2,23% meskipun secara geografis berada di kawasan trans-benua.
Negara Eropa Barat lainnya seperti Italia dan Jerman masing-masing berkontribusi sekitar 1,76% dan 1,75%, sementara Prancis dan Luksemburg mencatat porsi 1,17%.
“Sisanya diserap oleh Slovenia, Belanda, dan Romania dengan kontribusi di bawah satu persen. Struktur ini menunjukkan bahwa meskipun pasar Eropa tetap aktif, kontribusinya masih relatif kecil dibanding pasar Asia Timur dan Amerika,” sebutnya.
Gangguan Produksi dan Ekspor di Akhir November 2025
Menjelang akhir November, industri karet Sumut kembali menghadapi gangguan signifikan akibat banjir yang terjadi pada 27–28 November 2025. Sejumlah pabrik karet mengalami hambatan operasional, depo kontainer di kawasan pelabuhan terendam, dan akses jalan menuju pelabuhan terganggu oleh genangan luas.
“Kondisi ini menyebabkan penundaan pengolahan dan pengapalan, serta diperkirakan memengaruhi volume produksi dan ekspor untuk November hingga awal Desember,” terangnya.
Kinerja ekspor karet Sumut pada Oktober 2025 mencerminkan tekanan berlapis dari pasar global dan kondisi lokal. Permintaan internasional yang melemah, penurunan produksi akibat cuaca, serta ketidakpastian kebijakan seperti EUDR memberikan dampak langsung pada volume ekspor.
Sementara harga menunjukkan sedikit perbaikan di akhir November, pemulihan penuh diperkirakan membutuhkan kestabilan cuaca, pemulihan infrastruktur pascabanjir, serta menguatnya kembali permintaan global. (juli simanjuntak)
Belum ada Komentar untuk "Ekspor Karet Sumut di Oktober 2025 Turun 8,7%, Gapkindo Sumut: Permintaann Global Turun"
Posting Komentar