Menag Berbagi Praktik Baik Kerukunan Indonesia ke Delegasi Singapura
Menteri Agama (tengah kemeja putih, Duta Besar Singapura
(tengah batik) dan peserta Leaders in Administration Program
(LAP) Kedutaan Besar Singapura.lensamedan-istLensaMedan - Menteri Agama Nasaruddin Umar berbagi praktik baik kerukunan masyarakat Indonesia kepada delegasi dari Saingapura.
Pengalaman baik warga Indonesia dalam merawat harmoni ini dijelaskan menag saat berdialog dengan peserta Leaders in Administration Program (LAP) Kedutaan Besar Singapura di Masjid Istiqlal.
Di antara praktik baik yang dibagikan Menag adalah kepercayaan antara imam dan jamaah. Menurut Menag, di Indonesia, imam dan jamaah bisa berasal dari latar belakang yang berbeda. Hal ini menggambarkan keunikan harmoni kehidupan beragama di Indonesia saat.
“Di Indonesia, orang percaya kepada imamnya, bahkan kalau imamnya berbeda latar atau berasal dari kelompok minoritas sekalipun. Ini yang membedakan kami dari banyak negara lain,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurut Menag, pengalaman keagamaan di Indonesia menunjukkan bahwa hubungan antarumat beragama tidak ditentukan oleh keseragaman doktrin, melainkan oleh rasa saling percaya.
“Di banyak negara lain, posisi imam dan jamaah sering terkotak oleh sekte dan denominasi, sementara di Indonesia, kepercayaan sosial mampu melampaui sekat-sekat tersebut,” kata Menag.
“Di negara lain, kadang mereka masih bertanya: mengapa seorang imam bisa dipercaya oleh jamaah yang berbeda pandangan? Tapi di Indonesia, kepercayaan itu tumbuh alami karena dasar sosial dan budaya yang kuat,” lanjutnya.
Menag mencontohkan bahwa di beberapa wilayah, tokoh-tokoh agama lintas iman dapat saling berkolaborasi dalam kegiatan sosial tanpa mencampuradukkan ajaran, melainkan saling menopang untuk kemanusiaan.
“Kita punya banyak contoh kerja sama lintas agama di Indonesia. Itu semua tidak memerlukan perintah khusus, karena sudah menjadi bagian dari karakter masyarakat kita,” katanya.
Menag juga membandingkan kondisi di sejumlah negara, seperti Qatar dan Uni Emirat Arab, di mana relasi antara pemimpin agama dan masyarakat masih sangat bergantung pada garis resmi pemerintahan. “Qatar dan Abu Dhabi juga punya imam, tapi sebagian besar berasal dari kelompok yang sama. Indonesia lebih plural, dan justru karena itulah harmoni bisa tumbuh,” jelasnya.
Dikatakan Menag bahwa praktik keagamaan di Indonesia bisa menjadi model diplomasi perdamaian dunia. “Kalau hubungan antarumat beragama di Indonesia bisa berjalan baik, artinya kepercayaan itu bisa ditumbuhkan di mana pun,” pungkasnya. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Menag Berbagi Praktik Baik Kerukunan Indonesia ke Delegasi Singapura"
Posting Komentar