IHSG dan Rupiah Menguat, Harga Emas dalam Tekanan
Grafik pergerakan IHSG di awal pembukaan perdagangan, Kamis (6/11/2025). IHSG dibuka di zona hijau, meski kemudian tergeser ke zona merah.lensamedan-istLensaMedan - Data penyerapan tenaga kerja AS yang tercermin dari ADP Nonfarm Employment Change alami kenaikan menjadi 42 ribu di bulan Oktober dari proyeksi sebanyak 32 ribu sebelumnya.
Data tersebut menjadi kabar positif bagi kinerja pasar saham di AS yang mengalami penguatan.Penguatan tersebut mengalir ke pasar keuangan di Asia pada perdagangan pagi ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pertama perdagangan dibuka menguat di level 8.354.
Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, dan mendapatkan angin segar dari sentimen positif kinerja pasar keuangan di Asia pada umumnya.
IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 8.300 hingga 8.390 pada perdagangan hari ini.
"Kinerja IHSG berpeluang untuk berada di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung," ujar Gunawan di Medan, Kamis (6/11/2025).
Di sisi lain, mata uang Rupiah menguat tipis ke level 16.680 per Dolar AS.
Penguatan Rupiah Gunawan terjadi disaat imbal hasil US Treasury 10 tahun justru alami kenaikan di atas 4,15%, serta kinerja USD Index yang bertahan di atas level 100.
Pergerakan Rupiah ini dinilai Gunawan akan terbebani dengan potensi penguatan kinerja Dolar AS.
"Meskipun Rupiah masih mendapatkan sentimen positif dari membaiknya rilis data pertumbuhan ekonomi sebelumnya," katanya.
Sementara itu, harga emas dunia ditransaksikan melemah ke level US$3.973 per ons troy, atau masih dikisaran harga Rp2,1 juta per gram.
Harga emas masih berada dalam tekanan ditengah minimnya sentimen pasar belakangan ini.
Meskipun masih ditopang oleh fundamental yang solid, harga emas saat ini terganggu oleh sikap hawkish Bank Sentral AS belakangan ini. (juli simanjuntak)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG dan Rupiah Menguat, Harga Emas dalam Tekanan"
Posting Komentar