Isu Pemangkasan Bunga The FED Mencuat, IHSG dan Rupiah Berada di Zona Hijau

LensaMedan - Pasar keuangan di tanah air akan merilis data penjualan ritel setelah sebelumnya sempat direncanakan dirilis pada perdagangan kemarin.

Selain data tersebut, pelaku pasar juga tengah menanti rilis data inflasi AS yang akan menjadi kabar genting selanjutnya.

Sejauh ini pelaku pasar kembali bertaruh bahwa The FED akan menurunkan bunga acuannya dalam waktu dekat.

Spekulasi yang tengah berkembang tersebut dinilai Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, menjadi kabar baik bagi pasar saham di AS.

Namun pada perdagangan pagi ini mayoritas bursa saham di Asia ditransaksikan beragam dengan rentang angka yang terbatas.

"Sehingga sangat memungkinkan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk diperdagangkan di dua zona dengan situasi tersebut," kata Gunawan di Medan, Kamis (11/9/2025).

Pada sesi pembukaan perdagangan IHSG dibuka menguat di level 7.781.

IHSG menguat cukup signifikan setelah sebelumnya pasar keuangan di tanah air alami koreksi pasca kebijakan reshuffle kabinet.

Gunawan menyebut, pelaku pasar saat ini tengah mendapatkan kabar baik dari spekulasi pemangkasan bunga acuan The FED.

Spekulasi tersebut juga akan menguntungkan kinerja mata uang Rupiah, dimana BI sebelumnya sudah lebih dahulu memangkas bunga acuannya.

Jika bunga acuan The FED di pangkas, maka selisih imbal hasil (bunga) Dolar AS dan Rupiah akan menyusut.

Pada perdagangan pagi ini mata uang Rupiah ditransaksikan menguat tipis dikisaran 16.450 per  Dolar AS.

"Sehingga pada perdagangan hari ini Rupiah diproyeksikan akan berada dalam rentang 16.400 hingga 16.470, sementara IHSG akan menguat dan dekati level psikologis 7.800," sebutnya.

Terpisah harga emas dunia ditransaksikan relatif stabil dikisaran angka US$3.644 per ons troy, atau sekitar Rp1,93 juta per gramnya.

Harga emas sejauh ini masih mampu bertahan dan belum tergoyahkan dan cenderung diuntungkan dengan isu pemangkasan bunga acuan Bank Sentral AS. (*)

(Medan)

Bagikan Artikel ini