IHSG dan Rupiah Berbeda Arah, Harga Emas Kembali Naik Dekati Level 3.700

LensaMedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,2% setelah sempat terkoreksi hingga ke level 7.899.

IHSG selama sesi perdagangan berlangsung ditransaksikan di dua zona, namun lebih banyak ditransaksikan di zona merah.

Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, sejumlah saham yang menjadi mendorong penguatan IHSG pada perdagangan hari ini diantaranya adalah BUMI, BRMS, ANTM, HMSP hingga GGRM.

Sementara itu sejumlah saham yang membebani kinerja IHSG pada hari ini diantaranya adalah BBNI, AMMN, ADRO, BBCA, BBRI hingga BMRI.

Sejumlah saham perbankan berkapitalisasi besar membebani kinerja IHSG selama sesi perdagangan.

"Koreksi yang terjadi pada sejumlah saham perbankan tersebut dinilai wajar setelah sehari sebelumnya alami penguatan," ujar Gunawan di Medan, Selasa (16/9/2025).

Berbeda dengan IHSG yang ditutup menguat, kinerja mata uang Rupiah justru alami pelemahan di level 16.435 per Dolar AS.

Padahal Rupiah sempat menguat hingga menyentuh level 16.360 selama sesi perdagangan berlangsung.

Kinerja mata uang Rupiah yang melemah disebut Gunawan justru terjadi disaat imbal hasil obligasi US Treasury 10 tahun bergerak mendatar.

Termasuk juga kinerja USD Index yang terpantau bergerak melemah dekati level 97.

Pelaku pasar seperti mengambil posisi wait and see jelang keputusan besar Bank Indonesia dengan Bank Sentral AS atau The Fed.

"Kedua Bank Sentral tersebut akan menentukan kebijakan suku bunga acuannya yang akan menjadi penggerak pasar pada perdagangan besok," sebut Gunawan.

Di sisi lain harga emas dunia ditransksikan naik di level US$3.695 per ons troy atau sekitar Rp1,96 juta per gram.

Harga emas kembalui cetak rekor tertinggi baru dan kian mendekati level psikologis US$3.700 per ons troy nya. (*)

(Medan)

Bagikan Artikel ini