Pasar Kembali Cermati Kebijakan Tarif AS di Asia, IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat
LensaMedan - Bursa saham di Asia pada perdagangan hari ini banyak yang ditransaksikan di zona merah.Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, melemahnya pasar saham di Asia dipicu oleh sikap pelaku pasar yang mengkhawatirkan dampak dari pemberlakukan kebijakan tarif sebesar 50% terhadap India.
India sendiri merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar yang ada di Asia.
Dampak pemberlakuan tarif impor oleh AS kian memperburuk ekspektasi kinerja ekonomi India.
Sangat potensial memicu perlambatan kinerja ekonomi negara yang menjadi mitra dagang India termasuk Indonesia.
Di sisi lain Indonesia justru mendapatkan kabar positif dari kesepakatan dagang antara AS dengan Indonesia, yang secara prinsip menghapus bea masuk produk sawit, karet dan kakao ke AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini menguat ke level 7.951.
IHSG masih akan dipengaruhi oleh gerak bursa saham di Asia ditengah minimnya sentimen pasar.
"Pada perdagangan hari ini IHSG diproyeksikan akan berada dalam rentang 7.900 hingga 7.980," ujarnya di Medan, Kamis (28/8/2025).
Terpisah mata uang Rupiah alami penguatan ke level 16.350 per Dolar AS.
Gunawan menyebutkan, Rupiah pada hari ini diuntungkan dengan melemahnya imbal hasil US Treasury 10 tahun, ditambah dengan sedikit tertekannya USD Index.
"Meskipun Rupiah berpeluang menguat selama sesi perdagangan berlangsung, akan tetapi potensi penguatannya akan terbatas dalam rentang 16.300 hingga 16.400 per Dolar AS," sebutnya.
Di sisi lain harga emas ditransaksikan menguat di level US$3.385 per ons troy, atau sekitar Rp1,79 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pasar Kembali Cermati Kebijakan Tarif AS di Asia, IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat"
Posting Komentar