Data Inflasi AS Picu Harapan Penurunan Bunga Acuan The FED, IHSG dan Rupiah Menguat
LensaMedan - Rilis data inflasi AS menunjukan bahwa secara bulanan terjadi kenaikan laju tekanan inflasi sebesar 2,7% pada bulan Juli secara tahunan (yoy).Realisasi tesebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, masih lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi inflasi AS yang bisa menyentuh 2,8%.
Namun realisasi laju tekanan inflasi inti AS mengalami kenaikan sebesar 0,3% (mtm).
Imbal hasil US Treasury 10 tahun alami kenaikan di kisaran level 4.3% setelah rilis data inflasi AS tersebut.
Sementara itu, kinerja USD Index justru alami pelemahan ke kisaran level 98,07.
Mata uang Rupiah sejauh ini masih mampu menguat tehadap Dolar AS di level 16.255 per dolar.
"Rilis data inflasi AS yang relatif stabil dengan kecenderungan melandai, memunculkan spekulasi bahwa The FED bisa saja memangkas bunga acuannya dalam waktu dekat," ujar Gunawan di Medan, Rabu (13/8/2025).
Sementara itu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka menguat di level 7.875.
Selain IHSG, mayoritas bursa saham di Asia dikatakan Gunawan juga mengalami penguatan yang cukup tajam.
Kinerja pasar saham kembali mendapatkan angin segar setelah kabar mencuatnya kemungkinan pemangkasan bunga acuan, ditambah dengan ditundanya kesepakatan dagang AS–China, dan rencana kemungkinan sikap dovish The FED setelah rilis data inflasi.
Di sisi lain, harga emas alami penguatan ke level US$3.350 per ons troy, atau sekitar Rp1,75 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Data Inflasi AS Picu Harapan Penurunan Bunga Acuan The FED, IHSG dan Rupiah Menguat "
Posting Komentar