Ada Aksi Demonstrasi, IHSG dan Rupiah Tetap Menguat
LensaMedan - Pelaku pasar pada hari ini tetap mengamati dinamika politik yang terjadi di tanah air.
Aksi demonstrasi yang terjadi di depan gedung DPR pada hari ini belum menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan secara keseluruhan.
Situasi demonstrasi yang walaupun dikabarkan ricuh, juga tidak menyulut tekanan pada pasar keuangan seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah.
Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, dampak negatif dari aksi demonstrasi ini juga tidak mengganggu aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Aktivitas ekonomi di wilayah ibu kota juga terpantau lancar meskipun ada demonstrasi besar di depan gedung DPR.
"Sehingga secara keseluruhan demonstrasi yang terjadi belum memberikan dampak buruk bagi pasar keuangan di tanah air," ujar Gunawan di Medan, Senin (25/9/2025)
Kondisi pasar keuangan di tanah air selama sesi perdagangan berada di zona hijau.
IHSG selama sesi perdagangan ditransaksikan menguat dalam rentang 7.915 hingga 7.951.
Dan di sesi penutupan perdagangan IHSG naik 0.87% di level 7.926,907.
Gunawan menilai, penguatan pada pasar saham lebih dimotori oleh membaiknya kinerja bursa saham di Asia, yang dipicu oleh spekulasi pemangkasan bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed.
"Sejumlah saham yang berkontribusi pada kenaikan IHSG di hari ini adalah BBRI, BMRI, BBCA, ASII hingga TLKM," sebutnya.
Selain kinerja IHSG yang tidak begitu terpengaruh oleh aksi demonstrasi, mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini dikatakan Gunawan juga menguat cukup signifikan ke level 16.250 per Dolar AS.
Kinerja Dolar AS alami tekanan setelah The Fed mulai menunjukan adanya arah kebijakan yang dovish.
Selama sesi perdagangan berlangsung, mata uang Rupiah juga masih mampu bertahan di zona hijau dan tidak begitu terpengaruh dengan aksi demonstrasi pada hari ini.
Pasar tengah bereuforia ditengah arah kebijakan suku bunga acuan global yang cenderung turun.
Jika bulan depan the Fed benar-benar memangkas bunga acuan, maka peluang Rupiah menguat semakin besar.
Pemangkasan bunga acuan yang dilakukan BI sebelumnya justru diikuti dengan kebijakan penurunan bunga acuan Bank Sentral AS.
"Hal ini akan membuat selisih bunga acuan antara The Fed dengan BI semakin tipis, sehingga membuka ruang bagi penguatan Rupiah," .
Di sisi lain harga emas dunia ditransaksikan relatif stabil di level US$3.367 per ons troy, atau sekitar Rp1,76 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Ada Aksi Demonstrasi, IHSG dan Rupiah Tetap Menguat"
Posting Komentar