Kesepakatan Tarif AS dan China masih Belum Jelas, IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat
LensaMedan - Data indeks kepercayaan konsumen AS membaik pada rilis data sebelumnya.Namun data tersebut masih belum menjadi kabar baik bagi bursa saham di AS yang ditutup melemah.
Sementara itu, bursa saham di Asia masih bergerak mixed, dan cenderung diperdagangkan dalam rentang yang cukup sempit.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukan perdagangan ditransaksikan menguat ke level 7.642.
Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar masih menanti kesepakatan dagang yang belum pasti antara China dengan AS sejauh ini.
Walaupun AS menegaskan bahwa pemberlakuan tarif akan dilakukan mulai 1 Agustus mendatang.
"Kesepakatan tarif antara China dan AS akan menjadi sentimen besar, dan akan dijadikan acuan investor di pasar keuangan," ujar Gunawan di Medan, Rabu (30/7/2025).
Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini.
Rupiah ditransaksikan dikisaran level 16.380 per Dolar AS, ditopang oleh memburuknya USD Index setelah sempat mendekati level 100.
Pada pedagangan pagi ini kinerja USD Index melemah ke level 98.7, dan menjadi sentimen negatif bagi Dolar AS.
Ditengah minimnya sentimen ekonomi, pelaku pasar dikatakan Gunawan juga tengah mencermati panasnya tensi geopolitik AS dengan Rusia.
"AS tengah mengultimatum Rusia dengan ancaman kenaikan tarif 100%, jika perang antara Rusia dan Ukraina tidak berakhir dalam 10 hari," terangnya.
Terpisah, harga emas dunia ditransaksikan menguat ke level US$3.331 per ons troy, atau sekitar Rp1,76 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Kesepakatan Tarif AS dan China masih Belum Jelas, IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat "
Posting Komentar