BGN Ajukan Penambahan Anggaran, Yahya Zaini: Itu Pemborosan Jika Hanya Soal Pengadaan Makanan


LensaMedan - Usulan tambahan anggaran sebesar Rp118 triliun yang diajukan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk tahun 2026 dinilai akan menjadi pemborosan apabila sekedar untuk membagikan makanan gratis tanpa mengatasi masalah-masalah yang menjadi penyebab masyarakat kekurangan gizi. 

Penilaian ini disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, melalui rilis yang disampaikan, Senin (14/7/2025). 
 
Menurut Yahya, program ini akan menjadi pemborosan terbesar jika hanya difokuskan pada pengadaan makanan tanpa menyentuh akar masalah yang selama ini menjadi penyebab krisis gizi,.
 
"Seperti rendahnya edukasi gizi sejak usia dini, lemahnya akses terhadap pangan sehat dan terjangkau di daerah, serta minimnya literasi nutrisi di sekolah- sekolah,” kata Yahya.
 
Jika pada akhirnya usulan tambahan anggaran yang diajukan BGN nantinya disetujui DPR, Yahya menilai ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian.

Ia memandang, program MBG tidak boleh berhenti sebagai proyek distribusi makanan secara massal.
 
“Tetapi juga harus menjadi tonggak awal reformasi menyeluruh terhadap sistem gizi nasional yang selama ini rapuh, fragmentaris, dan berorientasi jangka pendek,” papar Politisi Golkar ini.
 
Pimpinan Komisi Kesehatan DPR itu juga menekankan pentingnya integrasi lintas sektor.

Menurutnya, program MBG harus terhubung secara sistematis dengan penguatan pertanian lokal berbasis komunitas, agar pasokan bahan makanan tidak bergantung pada distributor besar atau logistik terpusat. 
 
Selain itu, lanjut Yahya, diperlukan digitalisasi sistem pemantauan status gizi anak, agar program tidak hanya mencatat distribusi namun juga mencatat perubahan konkret pada kondisi gizi penerima.
 
“Jika anggaran besar hanya disalurkan tanpa disertai reformasi sistemik, maka kita hanya mengulang pola bantuan pangan konvensional yang tidak menyelesaikan persoalan struktural," terang Yahya.
 
Lebih lanjut, Legislator dari Dapil Jawa Timur VIII itu menegaskan perlunya pengawasan yang ketat dan berlapis terhadap pelaksanaan MBG. Hal ini guna memastikan alokasi anggaran digunakan secara efisien dan tepat sasaran.

Anggaran sebesar ini harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada publik.

Bukan hanya audit oleh BPK, tetapi juga pelibatan masyarakat, akademisi, dan media dalam mengawasi jalannya program. 
 
"Ke depan, Komisi IX DPR akan terus mengawal agar MBG tidak menjadi kebijakan simbolik atau proyek jangka pendek menjelang tahun politik, melainkan menjadi kebijakan negara yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat, keadilan pangan, dan pembangunan manusia yang sehat secara berkelanjutan," pungkasnya.

Seperti diketahui, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan pihaknya meminta tambahan anggaran sebesar Rp118 triliun untuk pagu anggaran 2026, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, di Gedung DPR, Kamis (10/7/2025).

Dadan mengatakan, berdasarkan surat dari Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/BPPENAS bahwa pagu indikatif anggaran BGN pada tahun 2026 sebesar Rp217 triliun. 
 
Sehingga, dengan rencana penambahan ini, total anggaran yang diminta BGN mencapai Rp 335 triliun. Menurut BGN, anggaran itu diperuntukan untuk menjalankan program MBG dengan target 82,9 juta penerima.  (*)


(Jakarta)

Belum ada Komentar untuk "BGN Ajukan Penambahan Anggaran, Yahya Zaini: Itu Pemborosan Jika Hanya Soal Pengadaan Makanan"

Posting Komentar

Cek Kesehatan Gratis Hadirkan Kesehatan Menyeluruh di Sekolah

LensaMedan - Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi anak sekolah telah dimulai hari ini, Senin (14/7/2025) yang diawali di Sekolah Rakyat yang meru...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel