Data Penjualan Ritel Tanah Air Memburuk, IHSG dan Rupiah Terpuruk di Zona Merah
LensaMedan - Data penjualan ritel di tanah air pada bulan April tumbuh negatif.Secara tahunan (year on year) pada bulan April penjualan ritel di tanah air tumbuh -0.3%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 5.5%.
Selain data tersebut, memburuknya mayoritas kinerja bursa saham di Asia kian membebani kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah pada perdagangan akhir pekan ini.
Memburuknya kinerja psar keuangan di Asia tidak terlepas dari berkecamuknya perang di Timur Tengah.
Tensi geopolitik yang memanas selain menekan kinerja pasar keuangan di Asia, juga telah menyulut kenaikan harga minyak mentah dunia. IHSG pada perdagangan akhir pekan ini ditutup turun 0.53% di level 7.166,065.
Selama sesi perdagangan berlangsung, IHSG ditransaksikan dalam rentang 7.149 hingga 7.192.
"Seharian, IHSG ditransaksikan di zona merah," ujar Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Jumat (13/6/2025).
Tak berbeda dengan IHSG. Mata uang Rupiah disebutkan Gunawan juga ditutup melemah di level 16.290 per Dolar AS.
Rupiah sempat melemah hingga menyentuh 16.300, dan selama sesi perdagangan berlangsung Rupiah juga terjebak di area negatif.
"Rupiah tidak mampu memanfaatkan momentum disaat Dolar AS justru terbebani dengan memburuknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun," terangnya.
Ditengah tekanan pasar akibat perang Iran – Israel, harga emas justru menguat ke level US$3.423 per ons troy.
Harga emas saat ini ditransaksikan sekitar Rp1,8 juta per gram.
Dalam hampir dua bulan terakhir harga emas sempat melemah, seiring dengan ketidakpastian kebijakan moneter AS serta prospek ekonomi global ke depan.
Dan memanasnya tensi geopolitik Iran–Israel membuat harga emas menjadi berkilau. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Data Penjualan Ritel Tanah Air Memburuk, IHSG dan Rupiah Terpuruk di Zona Merah"
Posting Komentar