AS Kian Dekat dengan Resesi, IHSG dan Bursa Saham di Asia Melemah
LensaMedan - Laju tekanan inflasi AS merealisasikan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi.Secara bulanan, inflasi AS pada bulan Mei mencatatkan inflasi sebesar 0,1% atau lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi perkiraan sebesar 0,2%.
Laju tekanan inflasi AS yang rendah mengindikasikan bahwa AS lebih dekat dengan kemungkinan resesi dalam waktu dekat ini.
"Rilis data inflasi AS tersebut, mendapat respon negatif dari bursa saham," ujar Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Kamis (12/6/2025).
Sementara itu, mayoritas bursa di Asia ditransaksikan melemah pada perdagangan pagi ini.
Dari dalam negeri, pelaku pasar akan disajikan data penjualan kendaraan bermotor dengan data indeks kepercayaan konsumen.
Dari kedua data tersebut, Gunawan menilai, data indeks kepercayaan konsumen tanah air yang lebih potensial memberikan pengaruh terhadap kinerja pasar keuangan secara keseluruhan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan perdagangan dibuka melemah di level 7.219, dan berpeluang bergerak sideways pada perdagangan hari ini.
"IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.150 hingga 7.230 selama sesi perdagangan berlangsung," katanya.
Di sisi lain, lanjut Gunawan, mata uang Rupiah ditransaksikan menguat ke level 16.250 per Dolar AS pada sesi perdagangan pagi ini.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun memburuk ke level 4.4% setelah rilis data inflasi AS.
Kinerja USD Index juga turun ke level 98.39 yang memberikan ruang penguatan bagi Rupiah.
"Rupiah berpeluang menguat dekati level 16.200 pada perdagangan hari ini," tambahnya.
Terpisah, harga emas dunia ditransaksikan menguat ke level US$3.372 per ons troy atau sekitar Rp1,77 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "AS Kian Dekat dengan Resesi, IHSG dan Bursa Saham di Asia Melemah"
Posting Komentar