The FED Tahan Suku Bunga, IHSG dan Emas Menguat
Gubernur The FED sendiri tidak memberikan arah kebijakan moneter yang jelas ke depan.
Ketidakpastian kondisi ekonomi ini menurut Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, membuat The FED tidak memberikan sinyal kebijakan apapun untuk merespon dinamika ekonomi kedepan.
Pasar saham di Asia pada perdagangan hari ini bergerak mixed dengan kecenderungan menguat setelah penetapan kebijakan moneter AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 6.946.
Kabar baik kembali berhembus dari AS, dimana Presiden AS Donald Trump berencana mengadakan konferensi pers membahas kesepakatan dagang yang telah dicapai.
"Kabar tersebut sejauh ini mampu mendorong penguatan pasar keuangan, mengabaikan beberapa sentimen buruk seperti memanasnya perang antara India dengan Pakistan," ujar Gunawan di Medan, Kamis (8/5/2025).
Dari tanah air, pelaku pasar akan menanti rilis data cadangan devisa yang dijadwalkan dirilis kembali pada hari ini.
Data cadangan devisa tersebut akan menjadi kabar positif bagi mata uang Rupiah, terlebih jika terjadi tren penambahan jumlah devisa di tanah air.
Meski demikian, kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan pagi terpantau bergerak melemah pada perdagangan pagi ini di level 16.550 per Dolar AS.
Gunawan menilai, Rupiah pada dasarnya berpeluang menguat terhadap Dolar AS seiring dengan kebijakan The Fed yang memprtahankan besaran bunga acuannya.
Serta tidak memberikan sikap yang jelas terkait dengan kebijakan pre-emptive bunga acuan kedepan.
"Kebijakan dan sikap The FED tersebut telah menekan imbal hasil US Treasury 10 tahun di bawah 4.3% yang membuat Dolar AS pada pedagangan hari ini berpeluang melemah terhadap mata uang utama di dunia," terangnya.
Terpisah harga emas naik ke level US$3.410 per ons troy, atau sekitar Rp1,82 juta per gram.
Emas naik setelah sinyal kebijakan The FED yang ambigu terhadap situasi ekonomi terkini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "The FED Tahan Suku Bunga, IHSG dan Emas Menguat "
Posting Komentar