AS-China Sepakat Pangkas Tarif, IHSG Dibuka Menguat

 

LensaMedan - Amerika Serikat (AS) dan China dikabarkan telah mencapai kesepakatan tarif dagang.

China dikabarkan memangkas tarif impor ke AS menjadi 10%, sementara AS memangkas tarif impor ke China menjadi 30%.

Kesepakatan tersebut menjadi kabar baik bagi pasar keuangan secara keseluruhan.

Selanjutnya, AS juga merilis data inflasi yang alami kenaikan walaupun masih lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Inflasi AS pada bulan April alami kenaikan secara bulanan (month to month) sebesar 0,2%, dan secara tahunan tumbuh melambat menjadi 2,3%.

Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, rilis data inflasi AS yang masih lebih rendah dari proyeksi pasar, sejauh ini tidak memberikan dampak besar bagi kinerja pasar saham di AS, dimana bursa saham ditutup beragam pada perdagangan sebelumnya.

Dan mayoritas bursa saham di Asia pada perdagangan hari ini ditransaksikan mixed.

Termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada sesi pembukaan perdagangan hari ini menguat ke level 6.941.

IHSG akan mengakumulasi banyak sentimen pasar yang terlewatkan selama libur panjang kemarin.

"IHSG diproyeksikan akan ditransaksikan dalam rentang 6.870 hingga 6.970 selama sesi perdagangan berlangsung," ujar Gunawan di Medan, Rabu (14/5/2025).

Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di level 16.550 per Dolar AS pada sesi perdagangan pagi ini.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun yang kembali naik diatas 4,4% menjadi pemicu pelemahan rupiah hari ini.

Kinerja Rupiah menurut Gunawan juga akan terbebani dengan kenaikan USD Index ke level 100.93.

"Dolar AS menguat meskipun laju tekanan inflasi AS melandai," terangnya.

Di sisi lain, harga emas dunia alami pelemahan pada perdagangan pagi ini.

Harga emas terpuruk setelah AS dan China mencapai kesepakatan tarif yang berlaku setidaknya dalam 90 hari.

Harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran US$3.258 per ons troy, atau sekitar Rp1,74 juta per gram. (*)


(Medan)

Bagikan Artikel ini