IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Baru
Rilis data pertumbuhan ekonomi China yang masih cukup solid nyatanya juga tidak membuat bursa saham di Asia menguat.
Bursa saham Shenzhen, Hang Seng dan Nikkei justru ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Sementara bursa di China lainnya seperti Shanghai hanya menguat 0,26% pada sesi penutupan perdagangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup melemah 0,65% di level 6.400,054 setelah sempat bergerak di dua zona yang berbeda pada sesi perdagangan pertama.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menyebutkan, pelaku pasar terlihat tidak begitu antusias dengan rilis data PDB China.
Ditengah perang dagang yang berkecamuk antara AS dengan China, pelaku pasar justru menilai China berpeluang mengalami perlambatan kinerja ekonomi, dan potensi resesi pada ekonomi AS.
Di sisi lain, data penjualan ritel di tanah air pada bulan Februari yang naik menjadi 2% secara tahunan, juga tidak memberikan pengaruh besar terhadap kinerja IHSG pada perdagangan hari ini.
"Pelaku pasar masih terlihat gamang dalam merespon sejumlah data penting yang semestinya menjadi kabar baik bagi IHSG," kata Gunawan di Medan, Rabu (16/4/2025).
Tekanan yang dialami IHSG disebutkan Gunawan juga tercermin dari kinerja mata uang Rupiah.
Rupiah sempat melemah hingga ke level 16.850 per Dolar AS sebelum akhirnya mengurangi kerugiannya jelang sesi penutupan perdagangan di level 16.820 per Dolar AS.
"Rupiah kembali gagal menekan Dolar AS yang kinerjanya justru tidak ditopang dengan sentimen positif," katanya.
Di sisi lainnya, harga emas kembali cetak rekor di level US$3.304 per ons troy, atau sekitar Rp1,79 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Baru "
Posting Komentar