2025, Rumah Pangan B2SA Sasar 47 Titik di 13 Provinsi


LensaMedan - Hadirnya program Rumah Pangan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) telah menjadi upaya konkret Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam peningkatan kualitas konsumsi pangan di Indonesia sejak tahun 2021.

Program ini bukan sekadar upaya memenuhi kebutuhan gizi, melainkan strategi memperkuat ketahanan pangan, utamanya dalam memperbaiki pola konsumsi melalui pendekatan berbasis komunitas di tingkat desa.

“Tahun 2025 ini Rumah Pangan B2SA menyasar 47 titik lokasi di 13 provinsi, dengan fokus pada desa yang memiliki prevalensi stunting tinggi atau wilayah rawan pangan.” jelas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal pada Rapat Koordinasi Rumah Pangan 2025 yang dilaksanakan secara daring bersama Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota (17/4/2025).

“Yang menjadi keunggulan adalah pemanfaatan potensi sumber daya lokal. Artinya, Rumah Pangan B2SA tidak sekadar hadir sebagai bantuan, melainkan juga pemberdayaan sosial-ekonomi. Kita dorong kemandirian desa dalam mengelola dan mengembangkan pangan yang berasal dari lingkungan mereka sendiri,” tambah Rinna.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci. Kelompok PKK desa dipilih sebagai pelaksana utama berdasar adanya struktur, legalitas, dan kapasitas dalam menggerakkan komunitas.

Rumah Pangan B2SA dinilai sebagai program yang secara langsung memberdayakan perempuan desa, tidak hanya sebagai penggerak teknis, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam membentuk pola konsumsi keluarga yang lebih sehat dan berkelanjutan.

“Tentu saja, agar pelaksanaan berjalan optimal, diperlukan sistem pendampingan yang kuat. Oleh karena itu, kita rangkul tokoh masyarakat, penyuluh, maupun tenaga swadaya menjadi pendamping terlatih untuk membimbing kelompok-kelompok di Rumah Pangan B2SA. Mereka tidak hanya memberi arahan teknis, tetapi juga berperan sebagai fasilitator dalam penyusunan, pengelolaan kegiatan hingga pelaporannya,” sebut Rinna.

Sebagai penunjang kegiatan, pendanaan program berasal dari APBN melalui dana dekonsentrasi. Namun, fleksibilitas pembiayaan juga memungkinkan dukungan dari dana desa, APBD, hingga partisipasi swadaya masyarakat.

Dana tersebut disalurkan langsung ke rekening kelompok penerima manfaat, dengan mekanisme transparan dan akuntabel yang memastikan penggunaan dana tepat sasaran dan sesuai aturan.

“Kunci keberhasilan Rumah Pangan B2SA terletak pada sistem kontrol berlapis. Pemantauan, evaluasi, dan pengawasan dilakukan secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, sampai pusat melalui laporan rutin dan dokumentasi berbasis sistem digital sebagai media pembelajaran untuk penyempurnaan program di masa mendatang. Kita pastikan setiap kegiatan berdampak langsung pada kualitas konsumsi masyarakat dan pencapaian target penurunan stunting.” tegas Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam kesempatan terpisah menyebut bahwa Rumah Pangan B2SA tidak hanya menghadirkan bantuan melalui pemberian pangan, tetapi membangun kebiasaan baru dalam konsumsi pangan melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Lebih dari itu, Rumah Pangan B2SA akan menciptakan ekosistem pangan lokal yang kuat. Dengan mengangkat dan mengembangkan potensi lokal seperti umbi, sorgum, dan ikan, masyarakat membangun kembali kedaulatan pangan yang berakar dari tanah mereka sendiri," tandas Arief. (*)


(Jakarta)

Belum ada Komentar untuk "2025, Rumah Pangan B2SA Sasar 47 Titik di 13 Provinsi"

Posting Komentar

Dorong Transformasi Sektor Pertambangan Dalam Negeri, Indosat Selenggarakan “Indonesia AI Day for Mining Industry"

LensaMedan – Melanjutkan komitmen untuk mendukung kedaulatan kecerdasan artifisial (AI) pada saat Indonesia Day yang digelar pada November 2...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel