Turun Signifikan, Volume Ekspor Karet Alam Sumut di November Hanya 21.162 Ton


LensaMedan – Volume ekspor karet asal Sumatera Utara (Sumut) di bulan November 2024 tercatat mencapai 21.162 ton.

Jumlah ini mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan bulan Oktober 2024 yang tercatat sebesar 25.221 ton.

Bahkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume ekspor November 2023 juga lebih tinggi, yaitu 25.886 ton.

Penurunan ini mencatatkan angka penurunan MoM (Month-on-Month) sebesar 16,16% dan YoY (Year-on-Year) sebesar 18,60%. 

"Penurunan ini menunjukkan bahwa volume ekspor karet Sumut masih jauh dari kondisi normal yang dapat mencapai 42.000 ton per bulan," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Sabtu (7/12/2024).

Disebutkan Edy, di bulan November 2024, ekspor karet Indonesia ke Eropa tercatat sebesar 7,28% dari total ekspor, mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan Oktober 2024 yang tercatat 13,53%.

Negara-negara tujuan ekspor utama di Eropa termasuk UK, Polandia, Rumania, Slovenia, Prancis, Jerman, Italia, Belgia, Luksemburg, dan Spanyol, yang memberikan kontribusi hampir 7,3% dari total volume ekspor.

Penurunan ekspor ke Eropa ini tidak secara langsung disebabkan oleh penundaan penerapan regulasi EUDR yang semula dapat menghambat aliran ekspor.

"Tetapi dengan penundaan regulasi tersebut, diharapkan volume ekspor dapat meningkat pada periode mendatang," sebutnya.

Lebih jauh Edy mengatakan, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi penurunan ekspor pada bulan November 2024.
Seperti  adanya kesulitan dalam pengaturan kontainer yang menyebabkan gangguan pengiriman.

Selain itu, penurunan permintaan dari China sebagai konsumen utama dunia, turut berkontribusi terhadap penurunan ekspor.

"Permintaan dari sektor industri karet dan ban global, terutama dari China yang mengalami penurunan seiring dengan perubahan siklus permintaan mengurangi daya serap pasar untuk produk karet," terangnya.

Proyeksi Pasokan Karet Alam

Menjelang akhir tahun 2024, pasokan karet diperkirakan akan menghadapi kesulitan untuk meningkat. Hal ini disebabkan oleh gangguan cuaca hujan dan banjir yang terjadi di beberapa wilayah penghasil karet utama di Indonesia, terutama di Sumatera Utara.

Tingginya frekuensi hujan sedikit mengganggu produksi karet rakyat, meskipun gairah petani mulai membaik dengan adanya peningkatan harga yang mendorong petani untuk mulai menderes pohon karet yang sebelumnya tidak terawat.

Harga Karet yang Menguat

Harga karet dunia mengalami tren penguatan pada bulan November 2024.

Rata-rata harga SICOM-TSR20 pada bulan November tercatat sebesar 191,11 sen AS per kg, dengan harga penutupan pada tanggal 6 Desember 2024 mencapai 206,2 sen AS per kg.

Meskipun harga karet mengalami penguatan, hal ini belum mampu mengatasi penurunan volume ekspor yang terjadi.

Dengan kondisi ini, lanjutnya, pasar karet Sumatera Utara menghadapi tantangan besar menjelang akhir tahun 2024, dengan volume ekspor yang menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.

Meskipun harga karet menunjukkan tren penguatan, faktor-faktor seperti penurunan permintaan dari China, kesulitan logistik, dan gangguan cuaca tetap menjadi kendala utama.

Penundaan pemberlakuan regulasi EUDR memberikan kesempatan untuk memperbaiki volume ekspor ke Eropa, yang diharapkan dapat meningkat.

"Dengan perbaikan kondisi pasar global dan cuaca pada awal tahun 2025, maka kinerja ekspor karet Sumatera Utara  diharapkan kembali pulih dan menunjukkan stabilitas," pungkasnya. (*)


(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Turun Signifikan, Volume Ekspor Karet Alam Sumut di November Hanya 21.162 Ton"

Posting Komentar

Lapas Labuhan Ruku Gelar Senam Bersama WBP

LensaMedan — Dalam semangat kebersamaan dan pembinaan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Labuhan Ruku menggelar kegiatan senam bersama yang mel...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel